Logo Header Antaranews Jateng

BPJS Ketenagakerjaan kelola dana Program Jaminan Pensiun capai Rp189,2 triliun

Senin, 20 Januari 2025 16:06 WIB
Image Print
BPJS Ketenagakerjaan catat total dana kelolaan Program Jaminan Pensiun (JP) mengalami pertumbuhan hingga Desember 2024. ANTARA/HO-BPJS Ketenagakerjaan

Semarang (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek menyebutkan total dana kelolaan Program Jaminan Pensiun (JP) mengalami pertumbuhan hingga Desember 2024. Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menyebutkan hingga Desember 2024, total dana kelolaan Program JP mencapai sebesar Rp189,2 triliun atau tumbuh sebesar 19,1 persen secara year on year (YoY). 

Oni mengatakan dana kelolaan program jaminan pensiun di tahun 2025, masih akan ditempatkan secara mayoritas pada Surat Utang Negara (SUN) sebagaimana dipersyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minimal 50 persen untuk Dana Jaminan Sosial. 

Ia menerangkan strategi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk penempatan investasi tersebut adalah dengan tetap menjaga likuiditas, solvabilitas program, tingkat imbal hasil yang optimal, serta dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang terukur dan efektif.

Sedangkan dalam mengelola portofolio investasi untuk Program JP, Oni menyebutkan bahwa pihaknya akan tetap menerapkan strategi Liability Driven Investing yakni mengutamakan ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memastikan pemenuhan liabilitas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 

Di sisi lain, Oni juga mengatakan tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2025 yakni, meningkatnya ketidakpastian ekonomi yang bersumber dari risiko geopolitik global, lambatnya penurunan tingkat suku bunga global, dan beberapa faktor lainnya.

Pada kesempatan yang lain, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit Farah Diana mengapresiasi adanya pertumbuhan dana kelola program Jaminan Pensiun sampai akhir tahun 2024.

"Terkait hal tersebut, BPJS Ketenagakerjaan aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah peserta, termasuk kampanye kesadaran dan kemudahan pendaftaran bagi pekerja formal dan informal," kata Farah.

Menurutnya semakin banyaknya pekerja yang terdaftar, kontribusi yang masuk ke dalam program pensiun juga meningkat. 

"Adanya perluasan kepesertaan ini, semoga ada keterkaitan dengan penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang dilakukan oleh program pensiun," tutup Farah.



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025