
Bupati: Stok kebutuhan pokok masyarakat di Banyumas aman

Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, stok kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, selama Ramadhan hingga Lebaran 2025 dalam posisi aman.
"Untuk ketersediaan stok (kebutuhan pokok masyarakat) di Banyumas aman semua," katanya usai memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Manis, Purwokerto, Banyumas, Kamis.
Terkait dengan harga, dia mengakui dalam pantauan yang dilakukan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas itu ditemukan adanya pedagang yang menjual minyak goreng rakyat (MGR) MinyaKita di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sebesar Rp15.700 per liter.
Dalam hal ini, kata dia, pedagang tersebut menjual MinyaKita kemasan 1 liter dengan harga sebesar Rp17.000.
Kendati demikian, dia mengatakan hingga saat ini belum ada sanksi bagi pedagang atau pengecer yang menjual MinyaKita di atas HET.
Ia menduga MinyaKita yang dijual dengan harga di atas HET itu dibeli oleh pengecer dari sales atau tenaga penjualan, bukan dari distributor secara langsung.
Sesuai dengan mekanisme pasar yang telah diatur oleh pemerintah, produsen menjual MinyaKita ke distributor 1 (D1) dengan harga Rp13.500/liter, D1 menjual ke distributor 2 (D2) dengan harga Rp14.000/liter, D2 menjual ke pengecer dengan harga Rp14.500/liter, dan HET di tingkat pengecer sebesar Rp15.700/liter.
"Di sini ada D2-nya yang menjual ke pengecer sebesar Rp14.500/liter. Untuk menstabilkan, kita juga punya Warung Bawor (Warung TPID, red.) di sini, jadi kita menjual sesuai dengan HET," katanya.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai hari Kamis (13/3) menggelar operasi pasar khusus MinyaKita yang ditujukan untuk pengecer dengan harga Rp14.500/liter.
Menurut dia, operasi pasar tersebut akan digelar setiap hari secara kontinu di seluruh pasar se-Banyumas hingga lebaran.
Dalam pantauan tersebut, Bupati juga berkesempatan melihat secara langsung uji takar MinyaKita kemasan 1 liter untuk memastikan volumenya sesuai dengan takaran yang tercantum pada kemasan produk minyak goreng tersebut.
"Hanya kurang sedikit (995 mililiter), ya toleransi," katanya.
Terkait dengan harga cabai rawit merah, dia mengakui harga komoditas tersebut sempat bergejolak karena faktor cuaca.
"Sehari saja petani tidak panen (memetik cabai, red.) gara-gara hujan, harga cabai rawit merah langsung naik, dari Rp80.000/kilogram menjadi Rp105.000/kg, sekarang sudah normal lagi, Rp80.000/kg lagi," katanya.
Baca juga: Polres Pemalang peringatkan pedagang jangan spekulasikan harga pangan
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025