Logo Header Antaranews Jateng

Ratusan perantau asal Jateng balik ke Jakarta dari Stasiun Semarang

Rabu, 9 April 2025 20:55 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat melepas keberangkatan rombongan perantau asal Jateng yang akan kembali ke Jakarta menggunakan kereta api (KAL dari Stasiun Tawang, Semarang, Rabu (9/4/2025) (ANTARA/HO-Pemprov Jateng)

Semarang (ANTARA) - Ratusan warga asal Jawa Tengah yang kembali ke perantauan di Jakarta dengan mengikuti program balik gratis diberangkatkan menggunakan kereta api (KA) menuju Stasiun Pasar Senen, Jakarta.

Setidaknya ada empat gerbong KA Tawang Jaya mengangkut perantau asal Jateng yang dilepas oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, di Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang, Rabu.

"Hari ini kami melepas arus balik. Seperti arus mudik kemarin, kami tetap menyiapkan sarana transportasi baik kereta api maupun bus. Hari ini kami berangkatkan empat gerbong, besok empat gerbong," kata Luthfi, usai melepas keberangkatan KA Tawang Jaya.

Selain menggunakan kereta api, Pemerintah Provinsi Jateng juga menyediakan sekitar 65 bus untuk program balik gratis Lebaran 2025.

Titik pemberangkatan bus untuk arus balik ada di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Terminal Banyumas, Terminal Pekalongan, dan Terminal Bulupitu Kebumen.

"Untuk bus kami berangkatkan 65 armada. Terhitung mulai besok (Kamis) akan kami laksanakan," ujarnya.

Sebelum melepas keberangkatan kereta, Luthfi sempat menyapa masyarakat yang akan balik ke perantauan, dan terlihat masyarakat sangat senang dengan adanya program tersebut.

"Tadi sudah saya cek, mereka sangat senang sekali. Tahun depan kami tingkatkan. Bagaimana pun juga mereka yang merupakan pekerja informal di Jakarta adalah devisa bagi keluarganya di rumah, terutama di wilayah kita," katanya.

Diakuinya, arus mudik-balik Lebaran 2025 di Jateng mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut dia, penurunan arus mudik-balik Lebaran disebabkan karena durasi libur Lebaran yang panjang sehingga titik kulminasi arus mudik dan balik tidak tersentralisasi.

"Penurunan hampir 21 persen. Tidak terjadi sentralisasi pada saat mereka mudik maupun balik, sehingga penumpukan arus mudik-balik bisa diantisipasi," kata mantan Kapolda Jateng tersebut.

Selain itu, kata dia, situasi selama arus mudik dan balik Lebaran juga tetap kondusif berkat koordinasi dan kolaborasi yang baik dari semua pemangku kepentingan, baik dari dinas perhubungan, kepolisian, kementerian terkait, juga perbantuan TNI dan relawan.

Program mudik-balik gratis merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng kepada masyarakat, khususnya pekerja informal yang bekerja di Jabodetabek, didukung oleh Bank Jateng, pemerintah kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Sementara itu seorang peserta program balik gratis Nur yang berjualan pecel di Jakarta mengaku senang dengan adanya mudik-balik gratis dari pemerintah, dan sudah empat kalinya ikut.

"Kemarin mudik gratis naik bus, baliknya naik kereta. Harapannya tetap ada (tahun depan) biar meringankan yang ingin mudik dan tidak punya biaya. Ini satu keluarga berangkat," ujar warga asal Muktiharjo, Kota Semarang itu.



Pewarta :
Editor: Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025