Logo Header Antaranews Jateng

PLTU Jepara Sumbang Keandalan Sistem Kelistrikan Jawa-Bali

Rabu, 15 Februari 2012 20:40 WIB
Image Print


Hal itu dimungkinkan menyusul diresmikannya pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Ekspansi Unit 4 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik pada 6 Februari 2012.

Sebelumnya, PLTU Tanjung Jati B telah mengoperasikan dua mesin pembangkit, yakni unit 1 dan 2 yang telah beroperasi secara komersial sejak 2006.

Dengan diresmikannya pengoperasian pembangkit unit 4 serta unit 3 yang lebih dahulu diresmikan pada 28 Desember 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, maka total kapasitas terpasang PLTU Tanjung Jati B dari empat unit mesin pembangkit mencapai 2.640 Mega Watt (MW).

Listrik yang dihasilkan PLTU Jepara dialirkan ke sistem interkoneksi Jawa Bali melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV) yakni dari Gas Insulated Switchyard (GIS) 500 kV Tanjung Jati ke Gardu Induk (GI) 500 kV Ungaran.

"Beroperasinya empat unit mesin pembangkit tersebut, maka PLTU Tanjung Jati B Jepara turut menyumbang 12 persen dari kebutuhan daya listrik di wilayah Jawa-Bali-Madura," kata Juru bicara PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B Sihono.

Sedangkan beban puncak rata-rata pada sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Madura berkisar antara 19.000 hingga 20.000 MW.

"Jika membandingkan antara daya listrik terpasang dengan kebutuhan konsumen, maka pasokan listrik saat ini bisa dikatakan surplus," ujarnya.
Akan tetapi, kata dia, masih ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang belum dialiri jaringan listrik.

Berdasarkan informasi dari situs resmi PT PLN, dari total kapasitas PLTU batu bara yang mencapai 13.000 MW, lebih dari 20 persennya merupakan sumbangan dari PLTU Tanjung Jati B dengan total kapasitas 2.640 MW.
Untuk itu, kehadiran PLTU Tanjung Jati B diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dan keyakinan investor untuk menanamkan investasinya di Jawa Tengah.
Bahkan, ketersediaan listrik di Jateng diklaim mengalami surplus, sehingga diharapkan bisa mendorong tumbuhnya investasi dan industri-industri besar di wilayah Jateng.

Dengan ketersediaan energi listrik yang memadai tersebut, PT PLN menargetkan rasio ketersediaan listrik (elektrifikasi) di Tanah Air pada akhir 2014 bisa mencapai 90 persen dari total keluarga yang ada di Tanah Air.

Sedangkan rasio elektrifikasi saat ini baru mencapai 71 persen dari seluruh keluarga di Tanah Air, sementara akhir 2012 ditargetkan rasio elektrifikasi secara nasional naik menjadi 75 persen.

Keberadaan PLTU Tanjung Jati B yang berada di wilayah Jateng, secara tidak langsung ikut memberikan dampak positif terhadap tingkat rasio elektrifikasi provinsi ini sebesar 76,60 persen dari jumlah rumah tangga atau lebih tinggi dari tingkat rasio elektrifikasi secara nasional baru mencapai 71 persen.

Sementara jumlah dusun di wilayah Jateng yang masih membutuhkan ketersediaan jaringan listrik sebanyak 4.060 dusun dari 4.460 dusun yang hingga kini belum menikmati energi listrik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Oleh karena itu, Pemprov Jateng berharap, Pemerintah Pusat mempercepat proses tersedianya jaringan listrik untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meski sudah ada ratusan keluarga yang menikmati listrik dengan memanfaatkan energi panas matahari.


Jepara kota listrik

Kontribusi Kabupaten Jepara terhadap sistem kelistrikan Jawa-Bali-Madura yang dinilai cukup besar, menyusul berdirinya PLTU Tanjung Jati B yang didukung empat unit mesin pembangkit menambah sebutan Kota Jepara.

Sebelumnya, Jepara lebih dikenal sebagai Kota Ukir, Kota Tenun, maupun objek wisata Karimunjawa, kini punya sebutan baru sebagai Kota Listrik.

"Keberadaan PLTU Tanjung Jati B memang menjadi inspirasi sebutan Kota Jepara tidak hanya dikenal sebagai Kota Ukir maupun lainnya, tetapi bisa juga dikenal sebagai kota listrik," ujar Bupati Jepara Hendro Martojo.

Untuk meningkatkan sumbangan listrik untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali-Madura, Kabupaten Jepara juga siap menyambut pengembangan unit pembangkit baru hingga unit delapan sekalipun, guna memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat yang semakin bertambah.

Juru bicara PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Kudus Arif Budiman menambahkan, dioperasikannya pembangkit unit 4, maka energi listrik yang diproduksi semakin menambah surplus energi listrik yang dihasilkan.

"Secara umum, menambah pasokan Jawa-Bali-Madura, termasuk untuk wilayah APJ Kudus juga semakin bagus, sehingga pemadaman listrik yang terjadi selama 2011 sangat minim," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, selama 2012 kebijakan pemadaman listrik secara bergilir tidak ada lagi.

Selain itu, kata dia, mulai 2011 tidak diperbolehkan menolak pelanggan yang mendaftarkan diri untuk penyambungan jaringan.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025