Logo Header Antaranews Jateng

Perajin Keramik Keluhkan Masuknya Produk Vietnam

Selasa, 4 Desember 2012 13:35 WIB
Image Print
Seorang pedagang keramik menata barang dagangannya di jalan Asia Afrika , Jakarta, Kamis (24/7). Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia mengeluhkan kenaikan harga gas di kalangan industri yang menyebabkan ongkos produksi pembuatan keramik mengalam


"Saya yakin keramik Vietnam sudah masuk ke sini karena saya lihat di beberapa toko ada produknya," kata pemilik industri keramik "Tera Berkarya", Jatmiko di Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Selasa.

Jatmiko mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela menerima kunjungan 10 pelajar Aquinas College (setingkat sekolah menengah atas), Queensland, Australia.

Bahkan, kata dia, harga keramik Vietnam jauh lebih murah dibanding harga keramik China yang selama ini telah mengancam industri keramik lokal.

Menurut dia, perajin keramik skala kecil kemungkinan tidak terlalu terpengaruh dengan produk keramik Vietnam karena pasar mereka hanya sebatas wilayah setempat.

"Tetapi kalau yang pasarnya luar negeri, mereka harus betul-betul bisa bersaing dengan Vietnam. Itu bukan tugas perajin saja, tetapi juga tugas pemerintah agar perajin bisa menghasilkan barang berkualitas dengan harga murah, dan itu sulit untuk membuat yang seperti itu karena kita selalu ditekan dari kanan-kiri," katanya.

Selain berupa ancaman produk keramik China dan Vietnam, kata dia, perajin keramik juga terkena biaya tinggi seperti harga gas dan tenaga kerja yang mahal.

Ia mengharapkan perajin untuk tidak selalu ditekan dengan biaya yang tinggi.

Menurut dia, biaya tinggi dapat mengakibatkan perajin sulit untuk bersaing.



Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025