Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Ppupuk Organik Multifungsi
Kamis, 10 Juli 2014 12:48 WIB
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Menurut Lini Murni, salah seorang anggota tim yang menciptakan pupuk multifungsi berbahan baku limbah ikan, di Malang, Kamis, banyaknya limbah perikanan yang dibuang sia-sia inilah yang mendasari inovasi yang dituangkan dalam program kreativitas mahasiswa (PKM) dengan judul "PEMIMPIN S.P.O.K".
"PEMIMPIN S.P.O.K ini untuk mengurangi ledakan limbah perikanan melalui sistem teknologi tepat guna. Salah satu bentuk pengolahan limbah perikanannya adalah limbah perikanan untuk pupuk organik karena nutrisi dan kandungan gizinya cukup tinggi, bahkan biaya produksinya pun juga terjangkau," kata Lini.
Tim yang menciptakan pupuk multifungsi dari limbah perikanan itu, selain Lini Murni, juga dibantu empat mahasiswa lainnya, yakni Ratna Trisnaningrum, Anis Infitharika, Khoirul Anwar, dan Rine Sri Arini.
Selain dengan bahan baku limbah perikanan dan bahan pendukung lainnya, tim tersebut menciptakan pupuk organik yang tidak hanya bisa digunakan untuk pertanian, namun juga untuk perikanan itu sendiri.
Pupuk organik ini dapat digunakan untuk budidaya ikan lele, nila, patin, kultur pakan alami atau plankton, serta masih banyak kegunaan lainnya. Sedangkan untuk pertanian dapat digunakan pada tanaman mangga, tomat, terong, sawi, cabai, dan masih banyak jenis tanaman lainnya.
Menurut Lini, pupuk ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat, sebab limbah industri pengolahan ikan dapat menjadi alternatif pupuk yang mahal, ramah lingkungan, serta dapat digunakan untuk budidaya perikanan dan budidaya pertanian. Pupuk yang diciptakan oleh Tim PEMIMPIN S.P.O.K tersebut dipatok dengan harga Rp25.000 per liter.
Menyinggung legalitas produk, Lini mengatakan saat ini tim PEMIMPIN S.P.O.K sedang melakukan pengurusan legalitas produk dengan mendaftar di Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM UB) dan pendaftaran izin dagang pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar.
"Kami berharap upaya kami untuk melegalkan produk yang kami temukan ini segera selesai, baik di HKI maupun di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar agar masyarakat bisa mendapatkan pupuk yang berkualitas guna memacu produktivitas tanaman pertanian maupun perikanannya," ujarnya.
"PEMIMPIN S.P.O.K ini untuk mengurangi ledakan limbah perikanan melalui sistem teknologi tepat guna. Salah satu bentuk pengolahan limbah perikanannya adalah limbah perikanan untuk pupuk organik karena nutrisi dan kandungan gizinya cukup tinggi, bahkan biaya produksinya pun juga terjangkau," kata Lini.
Tim yang menciptakan pupuk multifungsi dari limbah perikanan itu, selain Lini Murni, juga dibantu empat mahasiswa lainnya, yakni Ratna Trisnaningrum, Anis Infitharika, Khoirul Anwar, dan Rine Sri Arini.
Selain dengan bahan baku limbah perikanan dan bahan pendukung lainnya, tim tersebut menciptakan pupuk organik yang tidak hanya bisa digunakan untuk pertanian, namun juga untuk perikanan itu sendiri.
Pupuk organik ini dapat digunakan untuk budidaya ikan lele, nila, patin, kultur pakan alami atau plankton, serta masih banyak kegunaan lainnya. Sedangkan untuk pertanian dapat digunakan pada tanaman mangga, tomat, terong, sawi, cabai, dan masih banyak jenis tanaman lainnya.
Menurut Lini, pupuk ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat, sebab limbah industri pengolahan ikan dapat menjadi alternatif pupuk yang mahal, ramah lingkungan, serta dapat digunakan untuk budidaya perikanan dan budidaya pertanian. Pupuk yang diciptakan oleh Tim PEMIMPIN S.P.O.K tersebut dipatok dengan harga Rp25.000 per liter.
Menyinggung legalitas produk, Lini mengatakan saat ini tim PEMIMPIN S.P.O.K sedang melakukan pengurusan legalitas produk dengan mendaftar di Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM UB) dan pendaftaran izin dagang pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar.
"Kami berharap upaya kami untuk melegalkan produk yang kami temukan ini segera selesai, baik di HKI maupun di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar agar masyarakat bisa mendapatkan pupuk yang berkualitas guna memacu produktivitas tanaman pertanian maupun perikanannya," ujarnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Comdev Universitas Prasetiya Mulya dukung pemutakhiran KIA dan peningkatan bisnis UMKM di Banyumas
20 December 2024 21:18 WIB
Unsoed-UHB bantu petani Desa Winduaji melalui budi daya jamur untuk atasi stunting dan kemiskinan
01 December 2024 14:58 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017