932 Hektare Sawah di Kudus Terendam Banjir
Kamis, 9 Februari 2017 21:52 WIB
Ilustrasi - Sawah terendam banjir. (antaranews.com)
Kudus, ANTARA JATENG - Luas areal tanaman padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang tergenang banjir makin meluas, semula seluas 707 hektare menjadi 932 hektare menyusul curah hujan yang makin meningkat.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito di Kudus, Kamis, meluasnya areal tanaman padi yang tergenang banjir karena curah hujan selama sepekan terakhir memang tinggi.
Bahkan, lanjut dia, ada beberapa daerah yang berada di dataran rendah tidak bisa membuang airnya ke sungai karena debit airnya juga meningkat.
Ratusan hektare tanaman padi yang tergenang banjir tersebut, lanjut dia, tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan.
Dari kelima kecamatan tersebut, hanya Kecamatan Kaliwungu yang tidak ada penambahan tanaman padi yang tergenang banjir.
Untuk Kecamatan Mejobo yang awalnya hanya 50 hektare lahan tanaman padi, kini bertambah menjadi 153 hektare yang tersebar di lima desa, yakni Desa Kirig, Kesambi, Jojo, Gulang, Mejobo, dan Payaman.
Sementara itu, di Kecamatan Jati yang awalnya hanya 92 hektare, kini bertambah menjadi 142 hektare yang tersebar di lima desa, yakni Desa Jetis Kapusan, Pasuruhan Kidul, Pasuruan Lor, Tanjung Karang, dan Jati Wetan.
Luas tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Jekulo, kata dia, juga bertambah karena sebelumnya seluas 177 hektare, kini meluas menjadi 199 hektare yang tersebar di Desa Bulung Cangkring dan Bulung Kulon.
"Kecamatan Undaan sebagai daerah yang paling parah juga ada penambahan areal tanaman padi yang tergenang," ujarnya.
Jika sebelumnya hanya 327 hektare, kata Harsito, saat ini bertambah menjadi 377 hektare yang tersebar di 12 desa, di antaranya, Desa Ngemplak, Wates, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor, Sambung, Medini, Wonosoco, Berugenjang, Lambangan, Kalirejo, dan Karangrowo.
"Usia tanaman padi yang terendam cukup beravariasi karena ada yang siap panen," ujarnya.
Jika genangan banjir tersebut berlangsung lebih dari sepekan, kata dia, bisa mengakibatkan puso sehingga mengancam gagal panen.
Ia mengaku belum bisa memperkirakan pengaruhnya terhadap pencapaian target produksi padi selama 2017, mengingat belum mendapatkan data tanaman padi yang puso.
"Kalaupun nantinya banyak petani yang gagal panen, tentunya akan diusulkan bantuan benih," ujarnya.
Bagi petani yang mengikuti asuransi tani melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), menurut dia, tidak ada permasalahan karena akan mendapatkan klaim asuransi.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito di Kudus, Kamis, meluasnya areal tanaman padi yang tergenang banjir karena curah hujan selama sepekan terakhir memang tinggi.
Bahkan, lanjut dia, ada beberapa daerah yang berada di dataran rendah tidak bisa membuang airnya ke sungai karena debit airnya juga meningkat.
Ratusan hektare tanaman padi yang tergenang banjir tersebut, lanjut dia, tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan.
Dari kelima kecamatan tersebut, hanya Kecamatan Kaliwungu yang tidak ada penambahan tanaman padi yang tergenang banjir.
Untuk Kecamatan Mejobo yang awalnya hanya 50 hektare lahan tanaman padi, kini bertambah menjadi 153 hektare yang tersebar di lima desa, yakni Desa Kirig, Kesambi, Jojo, Gulang, Mejobo, dan Payaman.
Sementara itu, di Kecamatan Jati yang awalnya hanya 92 hektare, kini bertambah menjadi 142 hektare yang tersebar di lima desa, yakni Desa Jetis Kapusan, Pasuruhan Kidul, Pasuruan Lor, Tanjung Karang, dan Jati Wetan.
Luas tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Jekulo, kata dia, juga bertambah karena sebelumnya seluas 177 hektare, kini meluas menjadi 199 hektare yang tersebar di Desa Bulung Cangkring dan Bulung Kulon.
"Kecamatan Undaan sebagai daerah yang paling parah juga ada penambahan areal tanaman padi yang tergenang," ujarnya.
Jika sebelumnya hanya 327 hektare, kata Harsito, saat ini bertambah menjadi 377 hektare yang tersebar di 12 desa, di antaranya, Desa Ngemplak, Wates, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor, Sambung, Medini, Wonosoco, Berugenjang, Lambangan, Kalirejo, dan Karangrowo.
"Usia tanaman padi yang terendam cukup beravariasi karena ada yang siap panen," ujarnya.
Jika genangan banjir tersebut berlangsung lebih dari sepekan, kata dia, bisa mengakibatkan puso sehingga mengancam gagal panen.
Ia mengaku belum bisa memperkirakan pengaruhnya terhadap pencapaian target produksi padi selama 2017, mengingat belum mendapatkan data tanaman padi yang puso.
"Kalaupun nantinya banyak petani yang gagal panen, tentunya akan diusulkan bantuan benih," ujarnya.
Bagi petani yang mengikuti asuransi tani melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), menurut dia, tidak ada permasalahan karena akan mendapatkan klaim asuransi.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024