Semarang, ANTARA JATENG - Keberadaan ojek "online" memengaruhi penurunan pendapatan ojek pangkalan hingga 90 persen seiring dengan penurunan minat masyarakat terhadap jasa antar konvensional tersebut.

"Permintaan dari masyarakat turun karena penumpang lebih suka menggunakan ojek `online` yang pemesannya cukup lewat telepon genggam," kata pengojek di pangkalan angkutan roda dua Sukorejo (Ardas) Sodikin di Semarang, Selasa.

Menurut dia, semenjak adanya ojek "online", jika biasanya dalam sehari dia bisa mendapat 10 penumpang kini hanya dua penumpang.

Dia mengakui sistem pada ojek pangkalan adalah calon penumpang harus datang sendiri ke pangkalan ojek untuk selanjutnya meminta diantarkan ke tempat tujuan. Selain itu, untuk tarifnya harus melalui proses tawar-menawar.

Dia menjelaskan bahwa tarif penumpang bergantung pada tempat tujuan, jika dekat biasanya Rp6.000, jauh berkisar Rp15.000-Rp20.000.

"Pokoknya bergantung pada tempat tujuan, biasanya penumpang sudah mengetahuinya sendiri," katanya.

Kondisi tersebut berbeda dengan sistem pemesanan ojek "online" yang cukup melalui aplikasi di telepon genggam. Untuk tarifnya pun sudah ditentukan oleh sistem pada aplikasi tersebut sehingga memudahkan penumpang.

Sodikin mengatakan awalnya sempat ditawari untuk bergabung di ojek "online" tetapi ditolaknya karena ingin mempertahankan Paguyuban Ardas.

Pengojek lainnya, Solikin, menjelaskan bahwa sebelum ada pengojek online, dalam sehari bisa mendapat Rp60.000 dengan 10 penumpang tujuan dekat. Pemasukan tersebut belum termasuk dari penumpang dengan tujuan yang jauh.

Tidak berbeda dengan Sodikin, saat ini pemasukannya turun hingga lebih dari 50 persen akibat keberadaan ojek "online".

Mengenai keberadaan ojek "online" sendiri sebetulnya Solikin tidak mempermasalahkan selama ada koordinasi yang terbangun antara pengojek pangkalan dengan pengojek "online".

"Keberadaan pengojek `online` sebenarnya tidak masalah, tetapi maksud kami sebaiknya ada koordinasi terlebih dahulu di antara kami, misalnya mengenai jarak mengambil penumpang," katanya.

Menurutnya, seharusnya pengojek "online" tidak mengambil penumpang berkisar 500 meter dari area pangkalan. Dengan begitu ojek pangkalan tidak mengalami penurunan pemasukan yang terlalu besar.

"Kalau seperti ini kan merugikan kami, kadang kami pulang tanpa membawa hasil sama sekali," katanya.