Pasar Kobong Semarang segera dibongkar
Jumat, 27 April 2018 9:02 WIB
Para pedagang ikan di Pasar Kobong Semarang saat melakukan negosiasi dengan jajaran Dinas Perdagangan, satpol PP, PLN, dan kepolisian terkait rencana pemutusan aliran listrik di lapak mereka, Jumat (17/3). (Foto: Zuhdiar Laeis)
Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah, menegaskan segera melakukan pembongkaran Pasar Rejomulyo lama atau biasa disebut Pasar Kobong Semarang setelah jaringan listrik diputus.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Semarang. Pemutusan listrik Pasar Kobong dilakukan pada tanggal 3 Mei 2018," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Jumat.
Pembongkaran lapak-lapak di Pasar Kobong Semarang, kata dia, akan dilakukan segera setelah pemutusan jaringan listrik melaksanakan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Surabaya.
Ia tidak mempermasalahkan langkah yang akan diambil oleh pedagang di Pasar Kobong yang menolak pindah sebab Pemerintah Kota Semarang juga sudah menyediakan lokasi di Pasar Rejomulyo baru.
Bahkan, Fajar meminta pedagang ikan basah di Pasar Kobong Semarang yang menolak pindah untuk belajar dari pedagang yang ada di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang terkena relokasi.
"Lihatlah pedagang yang ada di Barito (bantaran Sungai BKT, red.). Mereka mau membongkar dan membangun sendiri kiosnya di tempat relokasi. Padahal, tempat relokasinya lebih jauh," katanya.
Sementara itu, pedagang ikan basah di Pasar Kobong, kata dia, hanya diminta pindah sekitar 50 meter dari pasar lama ke pasar baru, tetapi masih saja menolak dengan alasan kekurangan sarana dan prasarana.
Menurut dia, kekurangan fasilitas di Pasar Rejomulyo baru sudah diperbaiki, seperti jaringan listrik, keramik, dan instalasi, serta anggaran akan diajukan jika masih ada kekurangan.
"Jika memang masih ada yang kurang, dianggarkan di APBD perubahan pada tahun ini. Listriknya `kan sudah dan sebagainya. Akan tetapi, kenapa masih menolak pindah ke Pasar Rejomulyo baru?" katanya.
Mengenai ancaman pedagang Pasar Kobong yang akan pindah berjualan di Sayung, Demak, sehingga pemerintah kehilangan retribusi besar, Fajar justru mempersilakan pedagang untuk pindah jika memang tidak mau ditata.
"Kalau tidak mau ditata, mau pindah, ya, silakan. Mau pindah Demak, atau mana, silakan. Nanti 30 April, ada pedagang yang menyusul menempati Pasar Rejomulyo baru. Yang menolak itu segelintir oknum," katanya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Semarang. Pemutusan listrik Pasar Kobong dilakukan pada tanggal 3 Mei 2018," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Jumat.
Pembongkaran lapak-lapak di Pasar Kobong Semarang, kata dia, akan dilakukan segera setelah pemutusan jaringan listrik melaksanakan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Surabaya.
Ia tidak mempermasalahkan langkah yang akan diambil oleh pedagang di Pasar Kobong yang menolak pindah sebab Pemerintah Kota Semarang juga sudah menyediakan lokasi di Pasar Rejomulyo baru.
Bahkan, Fajar meminta pedagang ikan basah di Pasar Kobong Semarang yang menolak pindah untuk belajar dari pedagang yang ada di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang terkena relokasi.
"Lihatlah pedagang yang ada di Barito (bantaran Sungai BKT, red.). Mereka mau membongkar dan membangun sendiri kiosnya di tempat relokasi. Padahal, tempat relokasinya lebih jauh," katanya.
Sementara itu, pedagang ikan basah di Pasar Kobong, kata dia, hanya diminta pindah sekitar 50 meter dari pasar lama ke pasar baru, tetapi masih saja menolak dengan alasan kekurangan sarana dan prasarana.
Menurut dia, kekurangan fasilitas di Pasar Rejomulyo baru sudah diperbaiki, seperti jaringan listrik, keramik, dan instalasi, serta anggaran akan diajukan jika masih ada kekurangan.
"Jika memang masih ada yang kurang, dianggarkan di APBD perubahan pada tahun ini. Listriknya `kan sudah dan sebagainya. Akan tetapi, kenapa masih menolak pindah ke Pasar Rejomulyo baru?" katanya.
Mengenai ancaman pedagang Pasar Kobong yang akan pindah berjualan di Sayung, Demak, sehingga pemerintah kehilangan retribusi besar, Fajar justru mempersilakan pedagang untuk pindah jika memang tidak mau ditata.
"Kalau tidak mau ditata, mau pindah, ya, silakan. Mau pindah Demak, atau mana, silakan. Nanti 30 April, ada pedagang yang menyusul menempati Pasar Rejomulyo baru. Yang menolak itu segelintir oknum," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024