Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Jawa Tengah, Kavadya Syska mengingatkan pentingnya gerakan pangan sehat guna mencegah kasus tengkes atau kekerdilan pada anak (stunting).

"Gerakan pangan sehat bisa dimulai dari keluarga, hal ini sangat penting karena mengonsumsi pangan sehat dapat memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan anak juga mencegah stunting," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto tersebut mengatakan pemerintah perlu mengintensifkan gerakan pangan sehat di Tanah Air.

"Gerakan pangan sehat akan mendukung upaya penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, produktif, dan mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 serta menyongsong Indonesia emas 2045," katanya.

Sementara itu, dia juga mengingatkan bahwa kaum perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam menyukseskan gerakan pangan sehat.

"Perempuan merupakan lokomotif gerakan pangan sehat terutama di dalam keluarga, perempuan memiliki peran strategis dalam menyiapkan pangan sehat untuk mencukupi gizi keluarga terutama anak-anak," katanya.

Dia menyebutkan, pangan yang sehat memiliki komposisi yang seimbang mulai dari protein, lemak hingga karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

"Pangan sehat juga biasanya banyak mengandung serat, tidak mengandung pengawet dan banyak memikiki kandungan air serta mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh, serta berdampak baik bagi kesehatan," katanya.

Ia mengatakan untuk menyukseskan gerakan pangan sehat dibutuhkan peran serta seluruh pihak terkait.

"Gerakan ini perlu sinergitas dari semua pihak, mulai dari pemerintah, dunia usaha hingga seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Dia menambahkan sosialisasi mengenai pentingnya pangan sehat, perlu dilakukan secara intensif mulai dari kota hingga desa.

"Pastikan sosialisasi berjalan dengan masif dan berkelanjutan sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan baik ke seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air," demikian Kavadya Syska .