Purwokerto (ANTARA) - Kasus yang berkaitan dengan sistem saluran kemih (urologi) di eks-Keresidenan Banyumas dan berbagai daerah di Indonesia tergolong tinggi, kata Ketua Pelaksana Workshop Rekonstruksi Uretra dan Supine PCNL dr. Tri Budiyanto, Sp.U.

"Di Margono (Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo/RSMS Purwokerto, red.) rata-rata setiap harinya menangani lima sampai tujuh pasien urologi," katanya di sela workshop yang digelar di Instalasi Bedah Sentral, RSMS Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menggelar workshop yang berkaitan dengan urologi dan supine tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas ahli urologi di Indonesia sehingga dapat memberikan penyegaran serta informasi mengenai teknik terkini tentang ilmu seputar pelayanan rekonstruksi uretra dan supine PCNL.

Baca juga: Tingkatkan layanan, RSMS Purwokerto luncurkan aplikasi Pojok Aduan Terintegrasi

Menurut dia, workshop yang digelar pada tanggal 13-14 Desember 2019 tersebut diikuti 31 peserta dari berbagai rumah sakit di Indonesia seperti Makassar dan Denpasar, termasuk peserta dari luar negeri seperti Latvia dan Filipina, sedangkan pemateri serta praktik operasi dilakukan oleh dr. Paksi Satyagraha, M.Kes, SpU(K) dari RSUD Saiful Anwar, Malang, dan dr. Boyke Soebhali, SpU dari RSUD A. Wahab Sjahranie, Samarinda.

Ia mengakui RSMS Purwokerto merupakan salah satu rumah sakit di Indonesia yang memiliki peralatan paling lengkap untuk operasi batu ginjal.

"Bahkan, beberapa alat, kita lebih dulu memiliki jika dibandingkan dengan rumah sakit lainnya seperti RIRS (Retrogade Intra Renal Surgery) atau alat pemecah batu ginjal, kita lebih mengawali," katanya.

Menurut dia, RSMS Purwokerto telah menggelar workshop tentang RIRS pada tahun 2017 dan 2018 karena layanan urologi merupakan salah satu pelayanan unggulan tahun 2018-2023 di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu. Peserta Workshop Rekonstruksi Uretra dan Supine PCNL saat melihat secara langsung praktik operasi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (13/12/2019). (ANTARA/HO-RSMS Purwokerto)
Terkait dengan kegiatan workshop, dia mengatakan peserta tidak hanya mendapatkan materi secara teori karena pihaknya juga telah menyiapkan operasi 16 kasus urologi yang terdiri atas delapan kasus rekonstruksi uretra dan delapan kasus batu ginjal.

Lebih lanjut, Budiyanto mengatakan workshop tersebut digelar karena banyak kasus urologi yang sulit ditangani, salah satunya yang disebabkan oleh kecelakaan.

"Seperti kita tahu di Kabupaten Banyumas itu, angka kecelakaan tertinggi di Jawa Tengah. Efek dari kecelakaan itu adalah terjadi trauma, kerusakan di daerah uretra yang pada gilirannya akan terjadi ruptur uretra atau striktur uretra," katanya.

Akibat dari ruptur uretra dan striktur uretra, kata dia, pasien tidak bisa buang air kecil dengan normal melainkan menggunakan bantuan kateter melalui perut.

Oleh karena itu, dilakukan operasi rekonstruksi untuk menyambungkan uretra yang sudah rusak akibat kecelakaan sehingga pasien diharapkan bisa buang air kecil secara normal.

Selain karena kecelakaan atau jatuh dari ketinggian, kasus-kasus striktur uretra juga dapat terjadi pada kasus karena proses infeksi seperti infeksi saluran kencing dan penyempitan saluran kencing.

Budiyanto mengatakan dalam workshop juga diberikan materi tentang penanganan kasus hipospadia, yakni kondisi di mana anak lahir dengan situasi penisnya tidak normal atau saluran kencing di penisnya tidak normal.

"Ini bisa terjadi karena penisnya bengkok, saluran kencingnya tidak di ujung, tetapi di bagian bawah dari penisnya, bahkan bisa pula di daerah yang berdekatan dengan lubang anus, sehingga kalau berkencing harus jongkok seperti anak perempuan," katanya.

Menurut dia, kasus hipopadia banyak terjadi, kompleksitasnya banyak, dan salah satu caranya dilakukan dengan tindakan operasi.

Ia mengatakan selain rekonstruksi uretra dan hipopadia, dalam workshop juga diberikan materi penanganan batu yang ada di saluran kencing seperti batu ginjal.

"Kasus ini tidak semuanya bisa diselesaikan dengan obat-obatan. Banyak sebagian besar kasus batu harus dilakukan dengan tindakan operasi," katanya.

Ia mengatakan salah satu layanan unggulan urologi yang dikembangkan di RSMS Purwokerto untuk penanganan batu ginjal adalah supine PCNL.

Menurut dia, prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil di pinggang pasien untuk memasukkan alat endoskopi yang dimasukkan ke ginjal sehingga dapat menghancurkan dan mengambil batu ginjal.

"Workshop ini digelar RSMS dalam rangka mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sesuai dengan visi 'Prima Dalam Pelayanan Subspesialistik dan Pendidikan Profesi'. Dengan misi, antara lain menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berkualitas di bidang kesehatan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan," katanya.

Baca juga: RS Margono Purwokerto Kembangkan Pelayanan VVIP
Baca juga: RSUD Margono Purwokerto Luncurkan Portal Satu Data