Tanggal 31 Agustus 2020 memang istimewa bagi Ahmad Darodji karena kiai karismatis dan rendah hati ini genap berusia 80 tahun.
Meski sudah berusia lanjut, Kiai Darodji terlihat masih sehat dan daya ingatnya juga masih bagus karena itu dia masih mampu menghadiri kegiatan di berbagai tempat.
Ketokohan itu pula yang mendorong sejumlah komunitas menggelar ulang tahun bagi Kiai Darodji dengan sederhana namun tetap khidmat.
Milad ke-80 Kiai Darodji diadakan di Kantor Baznas Jawa Tengah, Senin siang (31/8/2020), dengan dihadiri Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemprov Jawas Tengah Sarwa Pramana, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS, para jiai serta mitra kerja.
“Baru ini kali ada milad saya, saat usia 80 tahun. Itu pun saya tidak diberi tahu bila ada acara seperti ini. Saya ditelepon Pak Kiai Zaen Yusuf, Wakil Ketua Baznas Jawa Tengah untuk hadir pukul 11.00 di Kantor Baznas. Eh, ternyata ada tasyakuran. Alhamdulillah, patut disyukuri,” tuturnya ketika menyampaikan sambutan singkat.
Kiai Darodji juga mengaku diberi tahu anaknya di Jakarta, bila Senin (31/8) malam di UIN Walisongo Semarang, akan diselenggarakan tasyakuran dalam rangka milad ke-80, yang dirangkaikan dengan pembukaan kuliah perdana universitas tersebut oleh Rektor Prof Dr K.H. Imam Taufik M.Ag.
“Sungguh saya juga tidak tahu bila ada taysakuran seperti ini,” aku Kiai Darodji trenyuh.
Testimoni tentang Kiai Darodji pun mengalir dari para tokoh yang hadir di tasyakuran di Kantor Baznas Jateng. Semuanya mengagumi keistimewaan Kiai Darodji.
Pada usia 80 tahun, dari sisi fisik dikenal sebagai sosok yang sehat, energik, trengginas, mengalahkan fisik usia-usia muda atau pun di bawahnya.
“Sebagai anggota Timsel KPID, saya sering tugas luar kota bersama Kiai Darodji. Sering jalan-jalan bersama. Anehnya, saya sudah merasa capek namun beliau masih tetap segar dan trengginas. Ini sesuatu yang luar biasa menurut saya. Secara fisik saya kalah,” tutur Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud NS.
Termasuk 1 jam menjelang tasyakuran, Kiai Darodji menelepon Ketua PWI Jateng agar ke Baznas.
Ternyata saya didapuk untuk bersama beliau sebagai Ketua Baznas Jateng menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama kedua pihak di bidang pelatihan jurnalistik bagi pegawai Baznas dan lomba penulisan tentang Baznas.
Dari sisi integritas, Amir Machmud menilai Kiai Darodji sebagai sosok yang membumikan konsep Nabi, Khoirunnas anfauhum linnas.
Sebaik-baik manusia yang memberi manfaat kepada sesama.
Amir pun kemudian melukiskannya dengan membacakan puisi yang ditulis khusus untuk Kiai Darodji berjudul “Karena Kau Ada”.
Puisi tersebut melukiskan kuatnya sentuhan Kiai Darodji dalam hal kebangsaan dalam membumikan semangat keberagaman dan toleransi dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Bahkan atas ketokohan yang nyata tersebut pada peringatan Hari Pers Nasional 2018 di Pemalang, PWI Jawa Tengah memberikan penghargaan sebagai tokoh keberagaman Jawa Tengah.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sarwa Pramana dalam testimoninya mengawali dengan nasihat ulama, bila ingin menjadi orang baik maka berkumpullah dengan orang-orang saleh.
Maka tepat bila saya selalu mendekat dan meminta nasihat Kiai Darodji, yang setiap harinya waktu dihabiskan dengan memberi uluran tangan kepada orang-orang yang layak dibantu.
Kiai Darodji juga sering bersama Gubernur menyelesaikan masalah-masalah berat yang dihadapi Jawa Tengah.
Lantas apa tentang konsep hidupnya dapat panjang umur dan fisik yang masih sehat?
Kiai Darodji pun membuka rahasia tersebut. Pertama tentu bersyukur anugerah tersebut sebagai karunia Allah. Kedua, menjadikan hidup dengan happy. Awake dewe digawe seneng, tetapi juga harus bisa memberi rasa senang kepada orang lain. Jangan sampai orang lain tersinggung atau tersakiti hatinya karena tingkah laku kita.
Kiai Darodji membenarkan testimoni Amir Machmud NS terkait dengan konsep Nabi Khoirunnas anfauhum Linnas. Di mana pun dan kapan pun kita bermasyarakat harus dapat memberi manfaat sesuai apapun yang kita miliki.
Termasuk posisinya kini sebagai Ketua Baznas Jawa Tengah maka amanah tersebut dioptimalkan dengan mengentaskan kemiskinan yang masih menjadi problem bagi Jawa Tengah.
Konsep yang diterapkan dana yang terkumpul dari para muzaki dioptimalkan agar kaum miskin menjadi produktif di bidang kewirausahaan sehingga ke depannya meningkat menjadi muzaki, tidak selamanya menjadi penerima zakat. ***