PM Boris: Inggris bakal hadapi gelombang kedua COVID-19
Sabtu, 19 September 2020 11:04 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. ANTARA/REUTERS/Pool/Steve Parsons/aa.
London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan tak dapat dipungkiri bahwa negara tersebut akan menghadapi gelombang kedua virus corona dan meski dirinya tidak menginginkan penguncian nasional kedua namun pemerintah mungkin perlu menerapkan pembatasan lanjutan.
Inggris dikabarkan sedang mempertimbangkan apakah pihaknya akan memberlakukan penguncian lanjutan di seluruh negeri, setelah kasus baru COVID-19 hampir dua kali lipat menjadi 6.000 per hari, pasien baru di rumah sakit meningkat dan tingkat infeksi melonjak di seluruh wilayah Inggris utara dan London.
"Kini kami melihat gelombang kedua datang...Saya khawatir, tak dapat dihindari, bahwa kami akan melihatnya di negeri ini," ucap Boris.
Baca juga: Trump berharap April semua warga Amerika dapat vaksin COVID-19
Kenaikan tajam dalam jumlah kasus di Inggris menandakan bahwa pemerintah perlu mengevaluasi semuanya dan ia tidak mengesampingkan penerapan pembatasan lanjutan.
"Saya sama sekali tidak menginginkan penguncian nasional lagi," katanya, namun menambahkan: "Ketika anda melihat apa yang sedang terjadi maka anda harus mempertimbangkan apakah kita perlu melangkah lebih jauh."
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah 4.088 kini jadi 170.774 orang
Inggris dikabarkan sedang mempertimbangkan apakah pihaknya akan memberlakukan penguncian lanjutan di seluruh negeri, setelah kasus baru COVID-19 hampir dua kali lipat menjadi 6.000 per hari, pasien baru di rumah sakit meningkat dan tingkat infeksi melonjak di seluruh wilayah Inggris utara dan London.
"Kini kami melihat gelombang kedua datang...Saya khawatir, tak dapat dihindari, bahwa kami akan melihatnya di negeri ini," ucap Boris.
Baca juga: Trump berharap April semua warga Amerika dapat vaksin COVID-19
Kenaikan tajam dalam jumlah kasus di Inggris menandakan bahwa pemerintah perlu mengevaluasi semuanya dan ia tidak mengesampingkan penerapan pembatasan lanjutan.
"Saya sama sekali tidak menginginkan penguncian nasional lagi," katanya, namun menambahkan: "Ketika anda melihat apa yang sedang terjadi maka anda harus mempertimbangkan apakah kita perlu melangkah lebih jauh."
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia bertambah 4.088 kini jadi 170.774 orang
Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Menteri Agama laporkan barang gratifikasi ke KPK: wujud komitmen good governance
26 November 2024 17:02 WIB
Bertolak ke Saudi, Menag penuhi undangan Menteri Tawfiq dan bahas operasional haji 1446 H
23 November 2024 16:23 WIB