BI: Masih ada ruang untuk penurunan suku bunga kredit
Kamis, 18 November 2021 17:01 WIB
Tangkapan layar - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam jumpa pers hasil RDG November 2021 di Jakarta, Kamis (18/11/2021). ANTARA/Youtube Bank Indonesia/pri.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan masih ada ruang untuk penurunan suku bunga kredit seiring dengan mulai pulihnya kegiatan masyarakat dan dunia usaha.
"Kami melihat ruang untuk penurunan suku bunga kredit masih terbuka," kata Perry dalam jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu penurunan suku bunga kredit tersebut yaitu likuiditas yang sangat longgar dan kebijakan suku bunga BI yang rendah.
Selain itu, faktor lainnya adalah masih adanya perbedaan antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana yang masih tinggi serta menurunnya persepsi risiko perbankan.
"Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru," kata Perry.
Ia juga menyakini mobilitas masyarakat yang mulai pulih juga dapat mempengaruhi pembukaan kembali berbagai sektor ekonomi serta membuat pertumbuhan kredit kembali meningkat.
"Peningkatan kegiatan masyarakat itu akan mendorong permintaan kredit dari industri yang berorientasi ekspor maupun domestik, yang nantinya dapat mempengaruhi konsumsi rumah tangga, terutama kelompok menengah atas," katanya.
Sebelumnya, BI mencatat permintaan kredit mulai membaik sejalan dengan meningkatnya aktivitas dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan melonggarnya kegiatan masyarakat.
Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko. Seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama kredit konsumsi dan kredit modal kerja.
Di sektor konsumsi, kredit pemilikan rumah (KPR) terus mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,87 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM meningkat menjadi sebesar 3,04 persen (yoy) seiring dengan perbaikan di sektor riil.
Untuk itu, BI akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif serta sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lainnya di sektor keuangan untuk mendorong peningkatan kredit perbankan.
"BI juga terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha," kata Perry.
"Kami melihat ruang untuk penurunan suku bunga kredit masih terbuka," kata Perry dalam jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu penurunan suku bunga kredit tersebut yaitu likuiditas yang sangat longgar dan kebijakan suku bunga BI yang rendah.
Selain itu, faktor lainnya adalah masih adanya perbedaan antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana yang masih tinggi serta menurunnya persepsi risiko perbankan.
"Aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru," kata Perry.
Ia juga menyakini mobilitas masyarakat yang mulai pulih juga dapat mempengaruhi pembukaan kembali berbagai sektor ekonomi serta membuat pertumbuhan kredit kembali meningkat.
"Peningkatan kegiatan masyarakat itu akan mendorong permintaan kredit dari industri yang berorientasi ekspor maupun domestik, yang nantinya dapat mempengaruhi konsumsi rumah tangga, terutama kelompok menengah atas," katanya.
Sebelumnya, BI mencatat permintaan kredit mulai membaik sejalan dengan meningkatnya aktivitas dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan melonggarnya kegiatan masyarakat.
Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko. Seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama kredit konsumsi dan kredit modal kerja.
Di sektor konsumsi, kredit pemilikan rumah (KPR) terus mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,87 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM meningkat menjadi sebesar 3,04 persen (yoy) seiring dengan perbaikan di sektor riil.
Untuk itu, BI akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif serta sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lainnya di sektor keuangan untuk mendorong peningkatan kredit perbankan.
"BI juga terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha," kata Perry.
Pewarta : Satyagraha
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Membangun karakter bangsa tangguh dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
08 January 2025 11:46 WIB
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
Investasi Berdampak, solusi hadapi tantangan sosial dan lingkungan di Indonesia
06 January 2025 19:47 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB