Sukoharjo (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI, K.H. Noor Achmad mengatakan keberhasilan Baznas Provinsi Jawa Tengah karena melaksanakan empat program kekuatan dengan baik sehingga hasil pengumpulan zakat dapat sesuai yang ditargetkan.

"Kami mengapresiasi Baznas Provinsi Jateng yang berkomitmen untuk memperkuat dan Undang-Undang atau peraturan yang terkait Baznas di daerah," kata Noor Achmad dalam kegiatan "Harmonisasi Pengelolaan Zakat Rakorda Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Se-Provinsi Jateng, di Sukoharjo, Jumat.

Baznas Jateng melaksanakan program empat penguatan yang dilakukan dengan mulus. Empat penguatan itu, yakni kelembagaan dan manajemen (tata kelola), Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur dan jaringan di wilayah Jateng yang berjalan dengan baik.

Sehingga, kata Noor Achmad, perolehan zakat di Baznas Jateng juga sangat baik bisa sekitar Rp70 miliar hingga akhir tahun ini. Zakat dengan Laz di seluruh kabupaten dan kota di Jateng diharapkan bisa mencapai Rp2,1 triliun.

"Bahkan, pada 2023 Jateng menargetkan mencapai Rp2,6 triliun baik Baznas dan Laz. Hal ini, karena empat kekuatan yang sudah dilaksanakan dengan baik Baznas Jateng," kata Noor.

Menurut dia, apa yang dilakukan Baznas Jateng tersebut karena adanya dorong yang luar biasa dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Jika model Gubernur Jateng bisa diikuti Bupati dan Wali Kota, maka capaian ASN yang membayar zakat bisa mencapai 80 persen.

Karena, pendekatan pemerintah daerah di Jateng luar biasa, tetapi tidak bisa semua daerah begitu. Oleh karena itu, Baznas Jateng berharap dorongan kalau ada kekuatan perundang-undangan yang mengarahkan para ASN, TNI, Polri untuk membayar zakat.

"Jumlah zakat jika seluruh Indonesia bisa hampir mencapai Rp16 triliun. Hal ini, di Jateng juga cukup besar nilainya mungkin kisaran Rp2 triliun. Namun, seluruh Indonesia jika dihitung sekitar Rp16 triliun," katanya.

Dia mengatakan potensi zakat di Indonesia yang diketahui bersama bisa mencapai sekitar Rp327 triliun. Mulai zakat pertanian, zakat penghasilan jasa, zakat perusahaan, zakat dewan perwakilan rakyat dan sebagainya.

Artinya, kata dia, kalau penguatan pengelolaan lembaga ini, baik, maka perolehan juga akan baik. Sehingga, dapat menopang semua program-program pemerintah yang terkait pengentasan kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat.

Baznas merupakan lembaga pemerintah non struktural akan menjadi mitra strategis bagi pemerintah. Dan, juga akan menjadi mitra strategis bagi Komisi VIII DPR RI dalam rangka bersama-sama mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan umat.

Ketua Baznas Provinsi Jateng Ahmad Darodji mengatakan penghimpunan zakat dan sedekah berkat dorongan dan motivasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dari ASN di Provinsi Jateng hingga Oktober ini, sudah mencapai Rp57 miliar dan diharapkan hingga akhir 2022, mencapai Rp70 miliar.

"Angka itu, jika ditambah zakat yang masuk di 30 Baznas kabupaten dan kota di wilayah Jateng, hingga akhir 2022 dengan target Rp2,1 triliun bisa tercapai. Dan, target 2023 sebanyak Rp2,6 triliun bisa tercapai," katanya.

Dana tersebut, kata dia, selain dikelola masing-masing dinas, juga didistribusikan sekitar 50 persen untuk kegiatan konsumtif, seperti pembangunan tempat ibadah, pendidikan, biasiswa, dan kesehatan. Bahkan, dana juga untuk membantu korban bencana di berbagai daerah baik di Jateng maupun luar provinsi.