Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah sejak Januari hingga September 2022 berhasil menemukan 1.475 suspek penderita penyakit tuberkulosis atau TBC.

"Kami masih melakukan penyisiran terhadap orang-orang yang terduga atau suspek TBC untuk mencegah terjadinya penularan, karena potensi penderita TBC di Kudus diperkirakan mencapai 2.143," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Darsono di Kudus, Jumat.

Dia menjelaskan bahwa di antara pasien tuberkulosis yang ditemukan ada 52 penderita tuberkulosis yang mengalami resistensi rifampisin dan resistensi obat ganda.   

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menemukan 184 kasus tuberkulosis pada anak, 17 kasus tuberkulosis dan HIV, dan 25 kasus tuberkulosis yang menyebabkan kematian.

Guna mencegah penularan tuberkulosis, Dinas Kesehatan melakukan penelusuran pada setidaknya 20 rumah yang paling dekat dengan rumah setiap penderita tuberkulosis yang ditemukan.

Pemerintah Kabupaten Kudus menyediakan layanan pemeriksaan bakteriologi untuk mendeteksi penularan tuberkulosis di puskesmas maupun rumah sakit.

Guna mengoptimalkan upaya penemuan kasus penularan tuberkulosis, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menggandeng dokter praktik mandiri, dokter praktik swasta, dan klinik.

Di Kabupaten Kudus total ada 127 klinik dan layanan praktik dokter dan 98 di antaranya sudah bermitra dengan Dinas Kesehatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus juga menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan TBC di rumah tahanan negara hingga pondok pesantren untuk meningkatkan temuan kasus penularan tuberkulosis.


Baca juga: Pemkab Kudus skrining HIV mahasiswa UMK
Baca juga: Perangi korupsi, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kudus ajak keterlibatan masyarakat