Semarang (ANTARA) - "Tugas pokok seorang guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran," kata Zulfa Alany*, guru Bahasa Inggris MTs Negeri 2 Kendal. 

Tantangan utama yang dihadapi dalam pembelajaran, kata Zulfa, adalah berbicara. Banyak peserta didik yang merasa sulit ketika diminta untuk mengungkapkan pendapat.

Apalagi Bahasa Inggris kerap dianggap sebagai salah satu pelajaran yang rumit karena peserta didik diharapkan bisa menguasai empat keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. 

Unsur tambahan seperti vocabulary, grammar, dan pronunciation juga menambah faktor kesulitan pembelajaran.

Menghadapi kondisi tersebut, Zulfa yang juga menjadi fasilitator (Program PINTAR Tanoto Foundation dan fasilitator pembelajaran Bahasa Inggris Kemenag) dan instruktur (instruktur daring dan visitasi tindak lanjut Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) terus memperluas wawasannya.

"Kita harus berani keluar dari zona nyaman untuk meningkatkan kapasitas diri,” kata Zulfa yang meningkatkan wawasan dalam pembelajaran yang berbasis literasi khususnya pembelajaran Bahasa Inggris.

Baca juga: Ini pentingnya mendongeng untuk perkembangan anak

Pembelajaran PjBL dan Youtube
Zulfa memilih model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), dimana peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menghasilkan produk berupa hasil karya peserta didik.

Kegiatan tersebut diterapkannya saat mengajar kelas IX A MTs Negeri 2 Kendal. Ia mengawali kelas dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang peserta didik untuk memikirkan konsep baru.

Mereka bebas menentukan tema dan menyusun jadwal pengerjaan proyek bersama. Proyek dijadwalkan untuk selesai dalam waktu dua minggu atau empat kali pertemuan jam pelajaran.

Pada tahap berikutnya, Zulfa mendampingi para peserta didik saat pembuatan teks tulis prosedur dalam kelompok. Setelah teks tulis dikurasi, peserta didik memulai proses perekaman dan pengeditan.

Pada pertemuan berikutnya, peserta didik mempresentasikan teks prosedur yang telah diunggah di kanal YouTube. Masing-masing kelompok menampilkan video dan kelompok lain memberi masukan dan komentar secara bergantian.

“Puji syukur, melalui model pembelajaran PjBL dan YouTube sebagai media publikasi berhasil meningkatkan kemampuan speaking siswa dan mereka terlibat aktif dalam pembelajaran,” ujar Zulfa.

Baca juga: Laila, Guru SD di Cilacap yang terus menginspirasi

Juara satu
Praktik baik tersebut, Zulfa tuangkan dalam karya tulis ilmiah yang berjudul “Penggunaan Youtube Sebagai Media Publikasi Project Based Learning Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Teks Prosedur di MTs Negeri 2 Kendal”. 

Zulfa tidak menyangka, karya tulis tersebut mengantarkannya sebagai pemenang juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Kategori Guru MTs dalam rangka Hari Amal Bakti Kemenag ke-77 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal. 

"Saya tidak menyangka menjadi juara I, saya percaya istilah hasil tak mengkhianati usaha, semoga pencapaian ini dapat membuat saya lebih semangat lagi membuat inovasi untuk mendukung pembelajaran aktif di kelas,” harap Zulfa dengan bangga.

Ia menambahkan bergabung dengan Program PINTAR Tanoto Foundation adalah berkah yang luar biasa. Berbagai pengalaman pelatihan pengelolaan kelas dengan strategi belajar yang melibatkan siswa secara aktif ia akui memberi kontribusi penting dalam keprofesiannya sebagai seorang guru.

Baca juga: Pembiasaan disiplin sejak dini

*Zulfa Alany, guru Bahasa Inggris MTs Negeri 2 Kendal.
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation