Purwokerto (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa dengan magnitudo 2,9 mengguncang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada hari Senin, pukul 09.18 WIB.

Saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan pusat gempa tersebut berlokasi di 7,51 lintang selatan dan 109,12 bujur timur atau 15 kilometer barat daya Banyumas dengan kedalaman 189 kilometer.

Menurut dia, gempa di daratan tersebut bukan karena aktivitas sesar lokal meskipun di Kabupaten Banyumas terdapat sesar Ajibarang.

Dalam hal ini, kata dia, gempa-gempa yang disebabkan oleh aktivitas sesar lokal biasanya kedalamannya dangkal.

"Kalau dilihat dari kedalamannya (kategori) menengah, disebabkan aktivitas subduksi. Kalau ke utara sampai pantai utara, kedalamannya sampai 500 kilometer," jelasnya.

Ia mengakui terjadinya gempa tidak bisa diprediksi namun masyarakat Banyumas diimbau untuk tetap waspada karena di wilayah itu terdapat sesar Ajibarang yang memiliki potensi terjadi gempa.

"Tetapi kami tidak bisa memprediksi kekuatannya berapa, kemudian terjadinya kapan," tegasnya.

Kendati demikian, Hery mengatakan pihaknya harus tetap menginformasikan kepada masyarakat maupun pemerintah daerah bahwa daerah tersebut memiliki sesar aktif yang berpotensi mengakibatkan terjadinya gempa.

Terkait dengan gempa di Banyumas, dia mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat yang merasakan guncangan gempa bermagnitudo 2,9 tersebut.

Berdasarkan unggahan di grup WhatsApp "Siaga Bencana Cilacap" yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, salah seorang anggota grup bernama Zaini menuliskan jika guncangan gempa tersebut terasa di Kelurahan Gunungsimping, Kecamatan Cilacap Tengah, Cilacap.

Saat dihubungi, Zaini mengatakan saat gempa tersebut terjadi, dia sedang duduk dan merasa ada getaran kecil beberapa saat.

"Greg, greg, greg, beberapa saat. Sempat ragu ini gempa apa bukan, tapi suasana tenang jadi saya pikir ini gempa kecil, eh begitu buka grup (WA) ternyata benar (ada gempa)," kata pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Giri Kelana itu.