Kekuatan PDIP di Pilkada Semarang 2024 masih dominan
Sabtu, 20 Januari 2024 4:15 WIB
Pengamat politik Undip Ghulam Manar (dua dari kiri), mantan Ketua Bawaslu Jawa Tengah Fajar Saka (dua dari kanan), dan Wakil Ketua PWI Jateng Ade Usman (kanan), saat FGD "Membaca Politik Tahun 2024 Jelang Pilwakot Semarang", di Semarang, Jumat (19/1/2024). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Ghulam Manar menilai tren politik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024 masih tetap didominasi PDI Perjuangan.
"Tren di Semarang, selalu partai nasional yang dominan," katanya saat diskusi kelompok terpumpun "Membaca Politik Tahun 2024 Jelang Pilwakot (Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota) Semarang", di Semarang, Jumat.
Menurut dia, Partai Demokrat yang juga beraliran nasionalis sempat memimpin di Kota Semarang saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun kemudian digeser PDI Perjuangan.
Sejak Pilkada 2010, kata dia, PDI Perjuangan terus konsisten memenangkan calon yang diusungnya, yakni Soemarmo, kemudian Hendrar Prihadi atau Hendi di pilkada berikutnya hingga sekarang.
Saat ini, Wali Kota Semarang dijabat oleh kader PDI Perjuangan, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu yang semula adalah wakil wali kota yang menggantikan Hendi setelah ditarik ke pusat.
"Pilwakot 2010-2019, PDI Perjuangan masih konsisten menang, perolehan tertinggi bisa mengalahkan kotak kosong. PDI Perjuangan masih jadi kunci pada Pilwakot Kota Semarang pada November 2024," katanya.
Mantan Ketua Bawaslu Jateng Fajar Saka mengatakan bahwa Semarang pernah mengalami pilkada dengan kotak kosong, ketika hanya satu calon petahana yang maju dan tidak ada kandidat lainnya.
Ia berharap tidak lagi terulang pilkada dengan kotak kosong, sebab dari sisi kepentingan publik untuk mendapatkan pimpinan yang terseleksi secara baik tidak terwujud dan masyarakat dirugikan.
Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Ade Usman mengingatkan para wartawan sebagai pekerja pers harus netral pada Pilwakot Kota Semarang.
"Kami PWI mengapresiasi dengan FGD ini yang menjadi bagian edukasi politik. Selain itu, juga untuk mengingatkan ternyata masih ada Pilkada setelah Pileg dan Pilpres ini," katanya.
Pada kesempatan itu, Lembaga Survei Aksara juga merilis lima nama yang berpotensi maju sebagai calon pada Pilkada Kota Semarang, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai petahana.
Kemudian, AS Sukawijaya atau akrab disapa Yoyok Sukawi, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin, Ade Bhakti, dan Kriseptiana Hendrar Prihadi, istri wali kota sebelumnya.
"Tren di Semarang, selalu partai nasional yang dominan," katanya saat diskusi kelompok terpumpun "Membaca Politik Tahun 2024 Jelang Pilwakot (Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota) Semarang", di Semarang, Jumat.
Menurut dia, Partai Demokrat yang juga beraliran nasionalis sempat memimpin di Kota Semarang saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun kemudian digeser PDI Perjuangan.
Sejak Pilkada 2010, kata dia, PDI Perjuangan terus konsisten memenangkan calon yang diusungnya, yakni Soemarmo, kemudian Hendrar Prihadi atau Hendi di pilkada berikutnya hingga sekarang.
Saat ini, Wali Kota Semarang dijabat oleh kader PDI Perjuangan, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu yang semula adalah wakil wali kota yang menggantikan Hendi setelah ditarik ke pusat.
"Pilwakot 2010-2019, PDI Perjuangan masih konsisten menang, perolehan tertinggi bisa mengalahkan kotak kosong. PDI Perjuangan masih jadi kunci pada Pilwakot Kota Semarang pada November 2024," katanya.
Mantan Ketua Bawaslu Jateng Fajar Saka mengatakan bahwa Semarang pernah mengalami pilkada dengan kotak kosong, ketika hanya satu calon petahana yang maju dan tidak ada kandidat lainnya.
Ia berharap tidak lagi terulang pilkada dengan kotak kosong, sebab dari sisi kepentingan publik untuk mendapatkan pimpinan yang terseleksi secara baik tidak terwujud dan masyarakat dirugikan.
Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Ade Usman mengingatkan para wartawan sebagai pekerja pers harus netral pada Pilwakot Kota Semarang.
"Kami PWI mengapresiasi dengan FGD ini yang menjadi bagian edukasi politik. Selain itu, juga untuk mengingatkan ternyata masih ada Pilkada setelah Pileg dan Pilpres ini," katanya.
Pada kesempatan itu, Lembaga Survei Aksara juga merilis lima nama yang berpotensi maju sebagai calon pada Pilkada Kota Semarang, yakni Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai petahana.
Kemudian, AS Sukawijaya atau akrab disapa Yoyok Sukawi, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin, Ade Bhakti, dan Kriseptiana Hendrar Prihadi, istri wali kota sebelumnya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024