Meningkatkan minat baca siswa dengan buku cerita kreatif
Kamis, 3 Oktober 2024 11:02 WIB
Kepala Sekolah, Bakdiyah, S.Pd., fasilitator Tanoto Foundation, dan para guru di SD Negeri Jomblang 03. Dok. Tanoto Foundation
Semarang (ANTARA) - Meningkatkan minat baca di kalangan siswa menjadi salah satu kunci dalam memperkuat fondasi pendidikan. Kemampuan membaca tidak hanya membantu siswa memahami pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memperluas wawasan, serta membentuk empati dan karakter. Literasi yang baik adalah modal penting dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Namun, terdapat sejumlah kendala yang sering dihadapi dalam upaya meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Ketidakminatan siswa terhadap buku, terbatasnya akses bahan bacaan menarik, serta kurangnya variasi dalam metode pengajaran menjadi beberapa tantangan utama. Menjawab tantangan ini, Dinas Pendidikan Kota Semarang melalui tim Cyber AI - proyek fasilitator perubahan Tanoto Foundation menyelenggarakan pelatihan pembuatan buku cerita anak dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Dalam program tersebut, guru-guru dilatih untuk menghasilkan buku cerita anak yang menghibur, namun tetap sarat akan unsur pendidikan. Salah satu hasil dari program ini adalah buku "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib", sebuah cerita yang terinspirasi dari budaya lokal Kota Semarang. Buku ini disusun dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak, serta alur yang dapat memancing imajinasi mereka.
Yang membuat buku ini semakin menarik adalah penggunaan teknologi dalam pembuatan ilustrasi. Dengan bantuan aplikasi Canva yang didukung oleh kecerdasan buatan, proses pembuatan ilustrasi menjadi lebih mudah, bahkan bagi guru yang tidak memiliki keahlian dalam desain. Teknologi ini memungkinkan siapa pun untuk menciptakan gambar-gambar yang relevan dan menarik bagi siswa.
Di kelas, cerita "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib" dibacakan dengan penuh ekspresi guna menarik perhatian siswa. Setelahnya, diadakan sesi diskusi terkait isi cerita, dan siswa diberikan kesempatan untuk menggambar tokoh favorit mereka atau membuat drama pendek berdasarkan cerita yang telah didengarkan. Kegiatan ini berhasil meningkatkan keterlibatan siswa dan memberi mereka ruang untuk mengekspresikan diri. Di akhir sesi, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, seperti persahabatan dan keberanian, bersama-sama direfleksikan oleh siswa dan guru.
Proyek pembuatan buku cerita yang berakar pada kearifan lokal ini terbukti efektif dalam meningkatkan minat baca siswa. Ketika siswa bisa mengaitkan cerita yang mereka baca dengan budaya dan lingkungan sekitar, mereka akan lebih mudah merasa terhubung dan tertarik. Sinergi antara guru, teknologi, dan berbagai pemangku kepentingan membuka peluang inovasi yang signifikan dalam meningkatkan literasi di sekolah.
Salah satu siswa, Safira Destia dari kelas VI A, menyatakan, “Aku sangat suka membaca buku "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib". Ceritanya seru dan gambarnya bagus! Aku ingin belajar menulis seperti Bu Metha.” Rekan guru, Ibu Widya Wigati Putriyadi, S.Pd., juga menyampaikan bahwa buku ini sangat inspiratif dan membantu meningkatkan minat baca siswa.
Apresiasi juga datang dari Kepala Sekolah, Bakdiyah, S.Pd., yang menyatakan bahwa dengan adanya pendampingan dari fasilitator Tanoto Foundation, para guru di SD Negeri Jomblang 03 kini mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi peningkatan literasi siswa. Diharapkan program ini terus berlanjut dan membawa manfaat yang lebih luas di masa depan. ***
*) Penulis adalah guru SD Negeri Jomblang 03, Kota Semarang
Namun, terdapat sejumlah kendala yang sering dihadapi dalam upaya meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Ketidakminatan siswa terhadap buku, terbatasnya akses bahan bacaan menarik, serta kurangnya variasi dalam metode pengajaran menjadi beberapa tantangan utama. Menjawab tantangan ini, Dinas Pendidikan Kota Semarang melalui tim Cyber AI - proyek fasilitator perubahan Tanoto Foundation menyelenggarakan pelatihan pembuatan buku cerita anak dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Dalam program tersebut, guru-guru dilatih untuk menghasilkan buku cerita anak yang menghibur, namun tetap sarat akan unsur pendidikan. Salah satu hasil dari program ini adalah buku "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib", sebuah cerita yang terinspirasi dari budaya lokal Kota Semarang. Buku ini disusun dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak, serta alur yang dapat memancing imajinasi mereka.
Yang membuat buku ini semakin menarik adalah penggunaan teknologi dalam pembuatan ilustrasi. Dengan bantuan aplikasi Canva yang didukung oleh kecerdasan buatan, proses pembuatan ilustrasi menjadi lebih mudah, bahkan bagi guru yang tidak memiliki keahlian dalam desain. Teknologi ini memungkinkan siapa pun untuk menciptakan gambar-gambar yang relevan dan menarik bagi siswa.
Di kelas, cerita "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib" dibacakan dengan penuh ekspresi guna menarik perhatian siswa. Setelahnya, diadakan sesi diskusi terkait isi cerita, dan siswa diberikan kesempatan untuk menggambar tokoh favorit mereka atau membuat drama pendek berdasarkan cerita yang telah didengarkan. Kegiatan ini berhasil meningkatkan keterlibatan siswa dan memberi mereka ruang untuk mengekspresikan diri. Di akhir sesi, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, seperti persahabatan dan keberanian, bersama-sama direfleksikan oleh siswa dan guru.
Proyek pembuatan buku cerita yang berakar pada kearifan lokal ini terbukti efektif dalam meningkatkan minat baca siswa. Ketika siswa bisa mengaitkan cerita yang mereka baca dengan budaya dan lingkungan sekitar, mereka akan lebih mudah merasa terhubung dan tertarik. Sinergi antara guru, teknologi, dan berbagai pemangku kepentingan membuka peluang inovasi yang signifikan dalam meningkatkan literasi di sekolah.
Salah satu siswa, Safira Destia dari kelas VI A, menyatakan, “Aku sangat suka membaca buku "Warak Ngendog" dan "Telur Ajaib". Ceritanya seru dan gambarnya bagus! Aku ingin belajar menulis seperti Bu Metha.” Rekan guru, Ibu Widya Wigati Putriyadi, S.Pd., juga menyampaikan bahwa buku ini sangat inspiratif dan membantu meningkatkan minat baca siswa.
Apresiasi juga datang dari Kepala Sekolah, Bakdiyah, S.Pd., yang menyatakan bahwa dengan adanya pendampingan dari fasilitator Tanoto Foundation, para guru di SD Negeri Jomblang 03 kini mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi peningkatan literasi siswa. Diharapkan program ini terus berlanjut dan membawa manfaat yang lebih luas di masa depan. ***
*) Penulis adalah guru SD Negeri Jomblang 03, Kota Semarang
Pewarta : Methania Oktafirsty, S.Pd.*
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kolaborasi Google Lens dan Canva perkaya pembelajaran prakarya rekayasa kelas XI
05 December 2024 13:46 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Festival Teater Pelajar berikan ruang ekspresi dan penyaluran minat bakat siswa di bidang budaya
15 December 2024 20:24 WIB