Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Semarang mengenalkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekaligus menunjukkan upaya transformasi mutu layanan BPJS Kesehatan kepada ratusan pelajar di SMA 16 Semarang, Kamis (3/10), dalam rangka meningkatkan kesadaran hidup sehat.
Tak sendirian, BPJS Kesehatan turut hadir bersama BPJS Ketenagakerjaan. Pembelajaran ini bertujuan mengenalkan sejak dini jaminan sosial sebagai konsep dasar dalam sistem perlindungan sosial, untuk melindungi individu dan keluarganya dari risiko ekonomi dan sosial yang dapat timbul dalam kehidupan sehari-hari.
“Saat ini kita sedang mempersiapkan generasi emas yang sehat, sebagai penerus bangsa dan negara peran siswa dan akademisi sangatlah vital sebagai agent of change. Mereka diharapkan dapat berpartisipasi dengan bersosialisasi tak hanya di lingkungan terkecil mereka di keluarga, juga kepada masyarakat terkait Program JKN,” ucap Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Fitria Nurlaila Pulukadang.
Peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan Program JKN di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini, generasi muda dapat membantu mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
“Dengan begitu mereka bisa menjadi bibit-bibit unggul penerus bangsa yang berdaya saing tinggi,” tegas Fitria.
Selain itu, diharapkan saat nanti memasuki dunia kerja para siswa telah memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara khususnya terkait jaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Menurut Fitria, generasi muda perlu merasa bangga Indonesia menjadi salah satu negara tercepat yang menyandang Universal Health Coverage (UHC) di seluruh Indonesia. Artinya lebih dari 90% penduduk memiliki jaminan kesehatan dan hanya dibutuhkan 10 tahun, sedangkan di negara lain membutuhkan ratusan tahun.
Pemerintah juga turut mendaftarkan masyarakat kurang mampu, yakni dari 280 juta itu yang sudah dibiayai kurang lebih di angka 90 juta. Dulu, ada tulisan "Orang Sakit Dilarang Sakit".
Saat ini dengan adanya Program JKN, masyarakat tidak mampu telah dibiayai pemerintah sehingga masyarakat tersebut tetap dapat mengakses pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara seperti peserta segmen lainnya.
Sementara itu, ditemui pada kesempatan yang sama Analis BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jateng & DIY, Niken Tri Maharyani mengatakan penyelenggaraan jaminan sosial ini berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Melalui pembelajaran , ia berharap para siswa mampu memahami tata kerja dan Sistem Jaminan Sosial ini bekerja, yang menjadi tanggung jawab seluruh warga negara.
“Ingat jaminan sosial ini bisa membantu masyarakat yang tidak mampu agar tidak semakin jatuh ke jurang kemiskinan apabila terjadi risiko-risiko di sepanjang hidupnya,” tegasnya.
Selain itu, Niken menjelaskan jika jaminan sosial bisa menjaga kestabilan ekonomi negara. Seperti masa COVID-19 maupun krisis moneter, masyarakat dapat jaring pengaman agar masyarakat tetap memiliki daya beli, sehingga tidak timbul resesi.
“Sudah sepatutnya para pelajar yang terdidik harus memahami bagaimana tatanan negara ini bekerja, apakah masyarakat kita sudah terlindungi bahkan keluarga kita sudah terlindungi oleh program jaminan sosial. Sebagai siswa, akan mudah untuk mempelajari sesuatu, harapannya semakin dini mereka memahami makan akan terus menempel kesadaran pentingnya jaminan sosial,” ucapnya.
Mengamini pernyataan tersebut, Koordinator P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) Muatan Jaminan Sosial, Sesilia Adhi menyebut pentingnya membangun kesadaran para siswa bagaimana sebuah negara memiliki kebijakan-kebijakan yang sangat bijak bagi warga negaranya. Hanya saya para siswa belum menyadarinya.
Tak sampai di situ, SMA 16 Semarang memiliki metode pembelajaran yang melibatkan kreativitas dan minat siswa. Selain adanya forum talkshow dan sosialisasi, pihak sekolah turut mengusung pameran antar kelas yang menjunjung jaminan sosial. Selain itu, perlombaan film pendek turut diproduksi oleh setiap kelas untuk meningkatkan kesadaran dan pentingnya jaminan sosial dalam kehidupan masyarakat.
“Hadirnya program pembelajaran ini sangat
berkaitan dengan masa depan Indonesia dan masa depan mereka sebagai generasi emas, sehingga kami sangat mendukung program pembelajaran ini diserap oleh siswa,” ujarnya. ***