Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) bekerjasama dengan Jiangsu Vocational Institute of Commerce (JVIC), China untuk pengembangan pendidikan, termasuk melalui penelitian dan pertukaran mahasiswa.

Wakil Rektor Unnes Bidang Kerja Sama, Bisnis, dan Hubungan Internasional Prof Nur Qudus, di Semarang, Selasa, mengatakan bahwa fokus kerja sama adalah pengembangan pendidikan dan penelitian dalam bidang "e-commerce".

"Ini akan menghasilkan satu bentuk kerja sama yang lebih baik lagi, terutama di Kota Semarang, khususnya karena di Kota Semarang ada Sam Po Kong yang paling tidak ini bagian dari proses budaya," katanya.

Kedua, kata dia, pendirian Zheng He Vocational Education Center dan kerja sama pendidikan bahasa Mandarin yang selama ini sudah dimulai Unnes dengan membuka program studi.

Hal tersebut disampaikannya saat Grand Launching Cheng He College yang merupakan kerja sama Jiangsu Vocational Institute of Commerce (JVIC) China dan Unnes di Kampus Unnes, Sekaran, Semarang.

Menurut dia, Unnes juga telah menerima mahasiswa China dalam bentuk Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dan nantinya mahasiswa Unnes juga bisa mengikuti pendidikan di JVIC.

"Mahasiswa yang dari JVIC sudah ada 30 orang yang datang dan selama satu minggu akan mengikuti suatu bentuk pelatihan 'short course' membatik, kemudian budaya-budaya di Jawa Tengah, Kota Semarang," katanya.

Rencananya, ia mengatakan Unnes akan ganti mengirimkan sebanyak 38 mahasiswa dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) untuk belajar di JVIC selama sekitar satu tahun.

Nur Qudus berharap dengan adanya program itu bisa meningkatkan kemampuan mahasiswa Unnes, bukan hanya dalam bidang "softskill", tetapi juga "hardskill" yang bisa didapatkan dari program magang.

President of Jiangsu Vocational Institute of Commerce, China Ms. Wang Zhi Feng memberikan dukungan positif atas kerja sama yang diinisiasi oleh kedua universitas tersebut.

Tentunya, ia sangat berharap kerja sama tersebut dapat memberikan berbagai manfaat positif bagi kedua pihak, termasuk peningkatan kemampuan dan "skill" mahasiswa.

Sementara itu, Koordinator Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Ristek Yayat Hendrayana menyampaikan bahwa kementerian selalu mendukung upaya kerja sama yang dijalin perguruan tinggi negeri, terutama dengan mitra dari luar negeri.

Diakuinya, kata dia, selama ini kampus-kampus di Indonesia lebih banyak bekerja sama dengan kampus yang ada di Amerika dan Eropa sehingga kerja sama dengan JVIC China itu suatu peluang yang sangat bagus.

"Ini adalah satu peluang ketika mitra bergeser ke Tiongkok. Apalagi ada tiga negara yang memang saling bersaing untuk menancapkan pengaruhnya di Indonesia, yaitu Tiongkok, kemudian Jepang dan Korea Selatan," katanya.


Baca juga: USM lepas 38 mahasiswa KKN Tematik III 2024 di Semarang Utara