Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat dari total areal sawah di kabupaten itu terdapat 1.836 hektare lahan sawah petani yang bisa ditanami padi hingga tiga musim tanam dalam setahun, dibandingkan areal sawah lainnya hanya dua kali tanam selama setahun.

"Dengan adanya lahan petani yang bisa ditanami hingga tiga kali, tentunya bagian dari upaya meningkatkan ketersediaan bahan pangan, khususnya beras di Kabupaten Kudus," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Kamis.

Ia mengungkapkan kesediaan petani menanam hingga tiga kali merupakan upaya dari Pemkab Kudus untuk mendorong mereka mencoba tanam tanaman padi hingga tiga kali dengan difasilitasi bantuan mesin pompa serta pinjaman alat dan mesin pertanian (Alsintan).

Terkait dengan ketersediaan pupuk bersubsidi, kata dia, petani yang bisa tanam tiga kali juga dialokasikan dapat pupuk bersubsidi, meskipun belum 100 persen kebutuhannya terpenuhi.

Baca juga: Dinas: Stok pupuk subsidi di Banyumas cukup untuk kebutuhan MT-I

Dari lahan sawah yang bisa ditanam tiga kali tersebut, kata dia, sebagian berada di Kecamatan Kaliwungu, seperti di Desa Sidorekso, Kedungdowo, dan Garung Lor. Serta beberapa desa di Kecamatan Jekulo. Sedangkan luas areal sawah di Kabupaten Kudus mencapai 13.470 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan.

Untuk areal sawah di Kecamatan Kaliwungu yang bisa tanam tiga kali, katanya, memanfaatkan sumber air dari sumur yang dibuat di masing-masing lahan petani. Sedangkan di Kecamatan Jekulo memanfaatkan air irigasi dari Sungai Juwana dengan cara disedot menggunakan mesin pompa.

Meskipun bisa menanam hingga tiga kali, kata dia, bibit yang digunakan merupakan bibit tanaman padi yang biasa digunakan petani dengan umur 90 hari.

"Kami juga baru mengupayakan tanam hingga empat kali, namun bibit yang digunakan merupakan bibit tanaman padi berumur pendek, sekitar 80 hari," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, untuk saat ini bibitnya belum tersedia di pasaran, sehingga pihaknya tengah mengupayakan kemungkinan petani melakukan pembuatan bibit tanaman padi berumur pendek agar bisa meningkatkan produktivitas petani dengan menanam hingga empat kali setahun.

Hasil panen dari lahan yang menanam hingga tiga kali, kata dia, bervariasi karena ada yang bisa menghasilkan 6,5 ton per hektare, serta ada yang mencapai 9 ton per hektare.

Baca juga: DPPKP Banjarnegara pastikan stok pupuk subsidi cukup kebutuhan MT-I
Baca juga: Distan Semarang : Lahan pertanian masuki musim tanam