Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengirimkan dua inovasi unggulan dalam ajang Innovative Government Award (IGA) yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri.

Dua inovasi tersebut meliputi Samsat Budiman (Samsat Badan Usaha Digital Mandiri) dan Digital Sister Vira Antar Obat.

Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Semarang, Senin, menyampaikan bahwa program Samsat Budiman adalah inovasi yang dikembangkan Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah sejak 2022.

Ia menjelaskan bahwa program tersebut dilaksanakan berkolaborasi dengan Tim Pembina Samsat Jateng dengan Bank Jateng, BPR/BKK, BUMDes, dan koperasi.

Menurut dia, pelayanan itu bertujuan untuk mendekatkan pelayanan publik dengan masyarakat pedesaan yang lokasinya jauh dari titik layanan Samsat.

Inovasi tersebut, kata dia, sangat penting dan bermanfaat, mengingat kontribusi pajak kendaraan sangat besar untuk pendapatan asli daerah (PAD).

"Latar belakang munculnya inovasi ini adalah adanya kendala keterbatasan titik layanan Samsat untuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)," katanya.

Dengan adanya layanan tersebut, kata dia, ada peningkatan kepatuhan pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak, apalagi pembayarannya bisa diangsur melalui BUMDes.

Ia mengatakan bahwa layanan itu memiliki banyak keunggulan, di antaranya proses pembayaran PKB selesai di BUMDes tanpa harus datang langsung ke kantor Samsat.

Sedangkan untuk inovasi digital Sister Vira Antar Obat (Sistem Telemedicine Terintegrasi Sistem Pembayaran Virtual Account, Sistem Hantaran Obat dan Sistem Rating Kepuasan Pasien) dikembangkan oleh RSUD dr Margono Soekarjo.

"Program ini adalah penyederhanaan prosedur dari 23 langkah menjadi 14 langkah. Fiturnya yang tersedia diantaranya berupa pembayaran obat dengan 'virtual account', 'videocall' atau Whatsapp pasien dengan petugas farmasi, pelacakan hantaran obat, rating kepuasan pasien, dan sebagainya," katanya.

Melalui sistem itu, kata dia, penggunanya mampu meningkatkan efisiensi waktu pelayanan, pembayaran obat menjadi lebih cepat, juga penghematan biaya transportasi pasien karena tidak perlu berkunjung ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.

"Inovasi ini telah digunakan 200 pasien dengan sebaran 93 pasien dari Kabupaten Banyumas dan 107 pasien dari luar Kabupaten Banyumas. Bahkan, sekitar 24 rumah sakit yang telah melakukan studi banding atau replikasi inovasi ini," katanya.

Nana menegaskan bahwa Pemprov Jateng berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya dengan mendorong seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) agar setiap tahun menelurkan setidaknya satu inovasi.


Baca juga: KPU Semarang: Tema debat pertama soal ekonomi infrastruktur