Kebumen (ANTARA) - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mendukung pengembangan budi daya kelengkeng di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, karena cita rasanya tidak kalah dengan buah sejenis dari luar negeri.

"Buah kelengkeng yang selama ini kita dapatkan di toko-toko yang kebanyakan impor dari negara lain, ternyata di Lembupurwo ini sudah ada yang menanam. Yang menarik, Pak Janan dan kelompoknya ini pertaniannya sudah modern dengan teknologi, 5 hektare hanya dikelola oleh empat-lima petani saja," katanya saat mengunjungi kebun kelengkeng yang berada tidak jauh dari Pantai Lembupurwo, Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kebumen, Selasa sore.

Oleh karena harga buah kelengkeng cukup mahal dan berkualitas ekspor, dia mengharapkan kelompok-kelompok miskin di daerah sekitar Kebumen bisa mengembangkan pertanian kelengkeng serupa dalam menjadikan Kebumen berasosiasi dengan kelengkeng seperti halnya Brebes berasosiasi dengan bawang.

Menurut dia, hal itu mungkin bisa menjadi contoh industri pertanian berupa pengusaha petani kelengkeng, mantan orang miskin yang dilibatkan menjadi sejahtera dan kaya bekerja sama dengan investor dari luar negeri untuk mengimpor buah-buahan nusantara, khususnya kelengkeng.

"Saya kira tadi skemanya sudah kita bicarakan, investasi di kantong-kantong kemiskinan untuk industri pertanian kelengkeng di mana masyarakat miskin terlibat dalam pengusahaannya, bukan menjadi buruhnya. Skemanya sudah disiapkan oleh teman-teman ini supaya menjadi gerakan nasional," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan, jika gerakan tersebut berhasil dan berjalan sukses akan menjadi contoh bagi komoditas-komoditas lain se-Indonesia karena bisa berorientasi ekspor dan bisa berorientasi lain khususnya pada program Makan Bergizi Gratis.

Dengan adanya investasi di kantong-kantong kemiskinan, kata dia, nantinya bukan hanya pertaniannya yang diperhatikan oleh pemerintah, juga perumahan dan pendidikannya.

Nantinya hasil keuntungan industri pertanian kelengkeng, lanjut dia, petani-petani miskin itu kemudian memiliki tabungan untuk mencicil rumah dari program pemerintah.

"Kita tahu pemerintah punya program tiga juta rumah per tahun. Saya kira ini ketemu polanya, dompetnya dari mana, dompetnya dari kelengkeng salah satunya, mungkin kita bisa bicara jambu kristal, bicara produk-produk lain tergantung kekhasan masing-masing daerah tetapi kebutuhannya untuk petani miskin mampu membiayai sendiri program papannya," kata Budiman.

Setelah mengunjungi kebun kelengkeng, Ketua BP Taskin Budiman Sudjatmiko melakukan pertemuan dengan perwakilan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) dari sejumlah kabupaten wilayah Jawa Tengah bagian selatan di Balai Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kebumen, guna membahas penyusunan satu data kemiskinan.