Menag katakan Metode CBT atau PBT Bukan Sebuah Tolak Ukur UN
Senin, 4 Mei 2015 15:58 WIB
Hadir dalam rombongan Menag, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Kakanwil Kemenag Provinsi Banten Moh. Agus Salim, Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan, Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyantoro, Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda dan Kepala Kankemenag Kota Tangerang Selatan.
Menag menyatakan, saat ini ada 17.684 MTs, baik negeri maupun swasta yang mengikuti UN.
Untuk UN susulan, rencanya akan dilaksanakan pada 11-12 Mei 2015, tambah Menag sambil menyebut dua jenis metode dalam mengerjakan UN, yakni memakai UN secara manual menggunakan kertas atau Paper Based Test (PBT) dan UN secara online/semi online dengan menggunakan perangkat komputer atau Computer Based Test (CBT).
Saat ini, di lingkungan Kemenag, hanya MTsN 2 Kota Kediri-Jawa Timur, MTs yang menggunakan CBT. Semoga tahun depan, bisa lebih banyak lagi, harap Menag.
Meski demikian, Menag menyatakan, bahwa CBT atau PBT bukanlah sebuah tolak ukur. CBT bukan berarti lebih baik daripada PBT, ini hanya masalah cara mengerjakan saja, imbuhnya.
Selain memonitoring, Menag juga melakukan peletakan batu pertama bangunan pondok pesantren/asrama siswa dan penandatanganan prasasti, demikian laman kemenag.go.id.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024