Minyak Jatuh Akibat Keraguan Atas Kesepakatan Pembatasan Produksi
Selasa, 5 April 2016 06:39 WIB
Minyak mentah Brent North Sea, patokan global, untuk pengiriman Juni turun 98 sen menjadi menetap pada 37,69 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harapan untuk pertemuan para produsen minyak utama pada 17 April di Doha guna menyepakati pembatasan produksi pada tingkat Januari 2016, telah membantu harga minyak terangkat kembali di atas 40 dolar AS per barel pada awal Maret.
Namun, kepercayaan kesepakatan telah berkurang dan terpukul lagi pada Jumat lalu, ketika Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, mengatakan kepada Bloomberg bahwa Arab Saudi hanya akan membatasi produksi jika langkah itu diikuti Iran dan produsen utama lainnya.
Mohammad bin Salman pada Jumat mengisyaratkan keengganan untuk membekukan produksinya kecuali negara-negara lain melakukan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa jika semua negara setuju untuk membekukan produksi, maka "kami siap."
Sementara para pejabat Iran sudah jelas bahwa negaranya tidak akan berpartisipasi dalam pembekuan produksi sampai produksinya mencapai tingkat sebelum sanksi-sanksi internasional diterapkan.
Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh, mengatakan pada Minggu bahwa ekspor minyak Iran telah melampaui dua juta barel per hari menyusul pencabutan sanksi internasional.
Rusia juga telah memproduksi minyak secara agresif, mencapai 10,91 juta barel per hari pada Maret. Itu adalah tingkat tertinggi dalam 30 tahun terakhir dan sedikit lebih tinggi dari Januari.
"Rusia juga tampaknya tidak melihat ada kewajiban untuk menerima pembatasan produksi yang disepakati," kata Commerzbank sebagimana dikutip AFP.
"Kami sudah me-reset harapan dari cukup optimis menjadi kurang optimis tentang kesepakatan pembekuan pada 17 April," kata Bart Melek, kepala analis komoditas di TD Securities.
"Sekarang tampaknya cukup jelas bahwa Saudi cukup bersikeras bahwa mereka tidak akan berpartisipasi, tanpa Iran menunjukkan niat setara."
Pewarta : Antaranews
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024