Logo Header Antaranews Jateng

Puluhan Pramuwisata "Digembleng" di Desa Wisata Kandri

Kamis, 29 Desember 2016 20:23 WIB
Image Print
Semarang, Antara Jateng - Puluhan pramuwisata di Kota Semarang mengikuti pelatihan dan praktik "guide" di Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Semarang, untuk meningkatkan kompetensi.

"Ada 40 pramuwisata yang mengikuti pelatihan 'guide' ini," kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Semarang Vera Damayanti di sela pelatihan "guide" itu di Semarang, Kamis.

Menurut dia, profesi pramuwisata membutuhkan kemampuan dan keahlian tersendiri yang harus terus diasah sehingga mereka siap untuk mengikuti uji kompetensi di bidang profesinya.

Pramuwisata dituntut memiliki kompetensi di bidangnya yang sangat berguna dalam memandu para wisatawan, baik domestik maupun asing, ketika berkunjung ke suatu daerah.

"Dalam pelatihan ini, kami akan secara langsung membimbing pramuwisata dalam memandu wisatawan dengan memetakan persoalan dan kesulitan yang biasanya ditemui di lapangan," katanya.

Para pembimbing, kata dia, merupakan "guide" senior. Pihak dari lembaga sertifikasi yang akan membekali mereka dengan kemampuan dan keahlian memandu wisatawan secara mumpuni.

Bukan hanya itu, pengetahuan para "guide" tentang objek-objek wisata juga menjadi syarat, termasuk seluk-beluk dan sejarahnya karena mereka akan menjelaskannya pada wisatawan.

"Saat uji kompetensi nantinya, semua kemampuan dan keahlian para rekan-rekan 'guide' akan diuji untuk meraih syarat kompeten yang dikeluarkan oleh lembaga yang tervalidasi," katanya.

Sementara itu, Ivan, "guide" yang mengikuti pelatihan, mengakui bahwa selama ini hanya belajar secara autodidak mengenai objek wisata yang ditungguinya, yakni Gedung Lawang Sewu.

"Saya selama ini hanya belajar autodidak mengenai sejarah dan seluk-beluk Lawang Sewu. Kalau ditanya objek wisata lain, saya kurang paham," kata pria yang menjadi "guide" di Lawang Sewu.

Selama bertahun-tahun menjadi "guide" di objek wisata "heritage" itu, dia mengakui belum pernah mendapatkan pelatihan pramuwisata secara resmi semacam ini sehingga ada standar kompetensi.

Ivan menambahkan bahwa pelatihan pramuwisata sangat penting bagi mereka yang menekuni profesi sebagai "guide" sebagai bekal untuk membantu mempromosikan dan mendukung pariwisata daerah.

"Ya, terutama bahasa Inggris. Saya akan belajar lebih baik lagi agar bisa mendapatkan lisensi internasional. Makanya, saya harus melewati sertifikasi nasional ini terlebih dahulu," pungkasnya.

Pewarta :
Editor: Kliwon
COPYRIGHT © ANTARA 2024