Logo Header Antaranews Jateng

Pemerintah Turki Ancam Penjarakan Pengguna Sosmed yang Sanjung Terorisme

Selasa, 3 Januari 2017 06:45 WIB
Image Print
Polisi berjaga-jaga di situs teror serangan Istanbul 1 Januari 2017 yang menewaskan 39 orang, sedangkan warga meletakkan bunga demi menghormati korban tewas dalam serangan teror itu. (Reuters)
Jakarta, Antara Jateng - Perdana Menteri Turki Binali Yldrm bersumpah akan menghukum siapa pun pengguna media sosial yang kedapatan memposting dukungan kepada serangan teror.

Ancaman ini disampaikan menyusul penembakan massal ke sebuah klub malam di Istanbul yang menewaskan 39 orang dan melukai 65 orang.

"Harap diketahui bahwa tindakan menyanjung teror adalah kejahatan dan terancam sanksi pidana," kata Yldrm via akun Twitter resni Perdana Menteri Turki.

Dia menambahkan bahwa tujuan sejati terorisme adalah menyebarkan ketakutan dan menarik perhatian orang. Dia menitikberatkan untuk tidak membagikan posting-posting yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan kelompok teroris.

Yldrm menegaskan tidak ada perbedaan di antara organisasi-organisasi teroris karena tujuan mereka sama, yakni membunuh orang tanpa pandang bulu dan tanpa belas kasih.

Sementara itu Menteri Kehakiman Bekir Bozdag menandaskan bahwa membuat propaganda teror dan organisasi teroris adalah perbuatan kriminal.

Lewat akun resmi Twitter-nya, Bozdag menegaskan bahwa orang yang menyebarluaskan pesan mendukung organisasi teroris sebelum dan setelah Serangan Istanbul adalah sama dengan melakukan perbuatan kriminal.

"Membuat propaganda teror dan organisasi teroris serta menganjurkan pertentangan dan permusuhan, kebencian dan diskriminasi adalah kejahatan menurut undang-undang kita dan menghadapi sanksi pidana," kata dia dalam laman koran Hurriyet.

Sementara itu ketua asosiasi pengacara Turki (TTB) Metin Feyzioglu mengumumkan bahwa TTB akan mengajukan gugatan kepada semua orang yang menyelamati teror di media sosial.

Feyzioglu juga meminta siapa pun masyarakat melaporkan posting-posting di media sosial yang menyanjung terorisme.


Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024