Logo Header Antaranews Jateng

Donny Kesuma miliki semangat jaga kearifan lokal di Garut

Rabu, 21 November 2018 09:03 WIB
Image Print
Candi Cangkuang di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Leles, Garut, Jawa Barat, adalah salah satu peninggalan budaya di Garut yang juga harus dilestarikan. (FOTO ANTARA/Feri Purnama)
Garut (Antaranews Jateng) - Artis Donny Kesuma mengunjungi Situs Batu Pamegaran atau sering disebut masyarakat Batu Endog (telur) di Padepokan RJK Kampung Cimareme, Desa Tegal Gede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa, untuk bersilaturahmi dengan pengurus padepokan sekaligus wujud kepedulian terhadap situs dan kearifan lokal di Garut.

"Ya kita mengunjungi situs batu di sini, situs yang harus dijaga," kata Donny didampingi Ketua Padepokan RJK, Nurseno SP Utomo.

Artis yang juga mantan atlet nasional itu mengatakan, memiliki semangat untuk menjaga dan mengembangkan kearifan lokal di Garut.

Menurut dia, kekayaan alam termasuk budaya dan tradisi di Kabupaten Garut sudah seharusnya dilestarikan dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Sudah pasti harus menjaga dan mengembangkan kearifan lokal di kita sebagai warisan budaya," kata calon legislatif DPR RI Daerah Pemilihan Kabupaten Garut, Kota/Kabupaten Tasikmalaya itu.

Politisi dari Partai Berkarya itu mengatakan, kunjungan ke padepokan tersebut dalam rangkaian silaturahmi dengan masyarakat dan ingin mengetahui kondisi alam di Kabupaten Garut.

Menurut dia, banyak pelajaran yang berharga setelah berkunjung ke padepokan, dan banyak potensi di Garut yang harus dikembangkan untuk kemajuan masyarakatnya.

"Di Garut ini banyak potensi, mudah-mudahan ke depannya benar-benar fokus ke masyarakat, karena Garut ini sangat membutuhkan perubahan," katanya.

Ketua Padepokan RJK, Nurseno SP Utomo menambahkan, Situs Batu Pamegaran memiliki nilai daya tarik dengan tinggi sekitar 1/2 meter, dan diamater sekitar 40 sentimeter.

Selain Situs Batu Pamegaran, kata dia, ada juga batu bedil yang memiliki nilai sejarah tersendiri di masyarakat lokal.

"Sejak awal bentuknya sudah seperti itu, tidak tahu sejak kapan batu itu ada," katanya. (Editor : Fitri Supratiwi).

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024