BPBD Surakarta ajak masyarakat lebih tanggap bencana
Kamis, 15 Juni 2023 20:10 WIB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta mengajak masyarakat lebih tanggap terhadap bencana untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan.
Kepala Seksi Penyelamatan dan Evakuasi BPBD Kota Surakarta Sularso di Solo, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan salah satu yang dilakukan untuk mengajak masyarakat tanggap bencana adalah dengan membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
Pada FPRB tersebut, kata dia, masyarakat diminta untuk memetakan apa saja yang harus dilakukan ketika bencana datang. Selain itu peralatan apa yang dibutuhkan untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan.
Dengan FPRB, BPBD aktif sosialisasi pengurangan risiko bencana, diantaranya pada Rabu (14/6) mengenalkan peran dan fungsi FPRB. pihaknya juga berupaya memperoleh data informasi dasar peta kelurahan.
"Data informasi dari kelurahan ini melalui simulasi untuk membuat rencana kontingensi penanganan bencana. Jadi kelurahan-kelurahan dapat mengidentifikasi potensi bencananya. Selain itu juga kebutuhan apa saja hingga aspek dampaknya," kata Sularso.
Ia mengatakan peserta sosialisasi berasal dari 15 kelurahan yang berisiko bencana, yang mendapat julukan Destana Pratama.
"Dengan adanya aparat kelurahan dan masyarakat serta unsur Pentahelix, kami berharap bisa meminimalisasi dampak dari bencana yang terjadi," katanya.
Sementara itu Ketua FPRB Kota Surakarta Dian Kurniadi S mengatakan ada tiga potensi bencana di Solo yakni tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir.
Menurut dia, masyarakat cenderung merespons bencana secara individu. Bahkan terkadang sulit mengevakuasi warga karena mereka menganggap dampak bencana belum begitu besar.
"Saat terjadi bencana 35 persen orang yang selamat karena persiapan diri sendiri, 32 persen karena pertolongan keluarga. Sebanyak 22 persen tertolong tetangga dan hanya 2 persen itu tim penolong. Kalau mengharapkan tim penolong, nggak bisa cepat tertolong," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, dengan kesiapan diri, keluarga, dan tetangga, maka lebih cepat untuk meminimalisasi dampak bencana.
Dalam hal ini, kata dia, FPRB berupaya membangkitkan kesadaran masyarakat terkait kesiapan diri menghadapi bencana.
"Dengan demikian setidaknya masyarakat dapat melakukan evakuasi mandiri, melakukan pengungsian mandiri. Termasuk mendirikan dapur umum mandiri jika terjadi bencana," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025