Logo Header Antaranews Jateng

Populix bagikan tren belanja online dan investasi digital tahun 2024

Rabu, 13 Desember 2023 01:35 WIB
Image Print
Kiri ke kanan: Bryan The (VP of Growth Populix), Jonathan Benhi (Co-Founder & CTO Populix), Elieen Kamtawijoyo (Co-Founder & COO Populix), Dr. Esther Sri Astuti S.A. (Direktur Program INDEF), Arif Wibowo (Chief Sales Officer Lion Parcel), George Hendrata (CEO Tiket.com), Riadi Esadiputra (Chief Commercial Officer Pluang) dan Timothy Astandu (Co-Founder & CEO Populix) dalam penyerahan Token of Appreciation pada acara Populix Industry Outlook: Indonesia Digital Economy 2024, Kamis (7/12/2023). (ANTARA/HO-Populix)
Semarang (ANTARA) - Dinamika perilaku orang Indonesia dalam berbelanja, mencari informasi, bahkan berinvestasi, telah mengalami transformasi besar dalam lima tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi, pengaruh media sosial, dan akselerasi digital yang dibawa oleh pandemi COVID-19.

Seiring dengan pergeseran perilaku yang terus berubah, layanan penyedia data dan insights, Populix, melakukan sebuah studi komprehensif untuk mendalami perilaku konsumsi milenial dan Gen Z di era teknologi yang membentuk peta bisnis tahun 2024 mendatang. 

Hasil studi yang berjudul "Indonesia Digital Economic and Financial Outlook 2024" ini mengungkap bagaimana teknologi membawa perubahan terhadap perilaku belanja dan aspirasi keuangan milenial dan Gen Z. Kedua generasi ini menunjukkan preferensi yang berbeda dalam berbelanja dan mengelola keuangannya.

Milenial cenderung fokus pada tanggung jawab mereka dalam keluarga, sehingga mereka memiliki perencanaan dan manajemen keuangan yang lebih matang untuk mencapai kestabilan finansial di masa depan. Oleh karena itu, gaya belanja dan prioritas keuangan mereka berpusat pada kebutuhan sehari-hari, tabungan dana pensiun, mempersiapkan dana pendidikan, serta berinvestasi pada instrumen yang minim risiko.

Sedangkan Gen Z, yang mayoritasnya belum berkeluarga, menunjukkan gaya belanja dan manajemen keuangan yang lebih impulsif serta berpusat pada gaya hidup dan hiburan. Keputusan mereka banyak didorong oleh paparan media sosial yang membentuk mentalitas Fear of Missing Out (FOMO).

"Menyambut tahun 2024, kita akan terus melihat bagaimana teknologi semakin memengaruhi lanskap finansial dan ekonomi digital di Indonesia. Sebagai generasi paling aktif dan melek digital, milenial dan Gen Z akan berada di poros ekosistem ekonomi digital yang mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru," kata Co-Founder dan CEO Populix Dr Timothy Astandu.

Ia mengatakan tahun 2024, diprediksikan akan semakin banyak konsumen yang mencari investasi jangka panjang, semakin banyak peningkatan integrasi teknologi ke layanan keuangan, dan pergerakan positif dalam hal inklusi keuangan. Hal ini tentu membawa peluang dan tantangan bagi pelaku bisnis, institusi keuangan, dan pemerintah, sehingga riset dan data menjadi semakin penting untuk mengambil keputusan yang tepat.

Direktur Program INDEF Dr Esther Sri Astuti SA dalam acara "Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024", mengatakan pada tahun 2024, ekonomi digital diproyeksikan akan terus bertumbuh secara positif bahkan mencapai dua kali lipat pada 2025.

"Prospek ekonomi digital sangat besar didorong oleh pergeseran perilaku dari milenial dan Gen Z sebagai kelompok konsumen terbesar. Oleh karena itu, butuh peran dari industri finansial, baik dari sektor banking maupun non-banking, untuk mendukung pemerataan ekonomi digital, serta regulasi yang kuat dari pemerintah untuk melindungi data pengguna dan keamanan pengguna dari serangan siber," katanya.

Chief Sales Officer Lion Parcel Arif Wibowo mengatakan milenial dan Gen Z menunjukkan preferensi untuk berbelanja melalui platform-platform online, baik melalui e-commerce maupun social commerce, tanpa terkecuali media sosial.

"Kami melihat tren ini akan terus berlanjut dan berpotensi besar secara jangka panjang bagi industri logistik Tanah Air. Untuk dapat memberikan layanan pengiriman terbaik bagi para pelanggan kami yang didominasi oleh milenial dan Gen Z, Lion Parcel melakukan diversifikasi layanan sesuai kebutuhan mereka, serta adaptasi teknologi agar dapat tetap relevan," katanya.

Chief Executive Officer tiket.com George Hendrata mengatakan, dalam hal preferensi liburan, milenial dan Gen Z pun memiliki karakter yang berbeda. Gen Z lebih senang mengunjungi tempat-tempat yang Instagramable dan trending, sementara milenial cenderung lebih menyukai perjalanan bersama keluarga.

"Satu persamaan yang kami lihat dari kedua generasi ini yaitu preferensi mereka terhadap ketersediaan beragam opsi produk sebagai solusi lengkap perjalanan dengan harga bersaing. Oleh sebab itu, kami pun meluncurkan berbagai inovasi untuk memenangkan kedua pasar ini, misalnya sistem pembayaran Blibli Tiket Paylater yang memungkinkan milenial dan Gen Z untuk mengatur biaya perjalanan mereka melalui aplikasi kami," ujarnya.

"Selain itu, kami juga berkomitmen untuk memberikan harga yang bersaing dengan fitur Jaminan Harga Termurah, serta mendukung fleksibikitas perjalanan dengan 100 persen refund dan reschedule," kata George.

Chief Commercial Officer Pluang Riadi Esadiputra mengatakan hingga saat ini Pluang secara aktif memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang berbagai instrumen investasi beserta profil risiko yang dimiliki oleh masing-masing instrumen terutama lewat wadah konten Pluang Academy.

"Dengan demikian, mereka bisa membuat perencanaan investasi yang matang untuk mencapai tujuan finansial di masa depan," ujarnya.

Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024