Etika dan transparansi dalam kepemimpinan olahraga
Etika dalam olahraga mencakup kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial.
Purwokerto (ANTARA) - Kepemimpinan dalam olahraga memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan kualitas atlet serta pengembangan olahraga secara keseluruhan. Etika dan transparansi menjadi dua pilar utama yang harus dipegang teguh oleh setiap pemimpin organisasi olahraga.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), kurangnya transparansi dalam pengelolaan dana olahraga sering kali menyebabkan penyalahgunaan wewenang dan korupsi, yang berdampak negatif terhadap prestasi olahraga di daerah (BPKP, 2022).
Dalam konteks ini, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan pengelolaan yang baik dan akuntabel.
Di Banyumas, KONI berperan sebagai penggerak utama dalam pengembangan olahraga, baik di tingkat amatir maupun profesional. Namun, saat ini, KONI Banyumas menghadapi tantangan besar terkait dengan minimnya prestasi dan indikasi korupsi dalam pengelolaan dana.
Data dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas menunjukkan bahwa anggaran untuk pembinaan atlet dan kegiatan olahraga lainnya tidak digunakan secara optimal, yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas atlet yang berprestasi (Diporaburpar Banyumas, 2023).
Pemilihan ketua KONI Banyumas yang akan datang menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk menuntut transparansi dan etika dalam kepemimpinan. Masyarakat berharap calon ketua yang terpilih dapat membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan olahraga di Banyumas. Oleh karena itu, penting untuk memahami harapan masyarakat dan kriteria ideal calon ketua KONI.
Dalam konteks pemilihan ketua KONI Banyumas, terdapat beberapa pertanyaan penting yang perlu dijawab. Pertama, apa harapan masyarakat terhadap calon ketua KONI Banyumas? Masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas dan akuntabilitas.
Kedua, siapa tokoh yang dianggap tepat untuk memimpin KONI Banyumas? Apakah pemimpin dari kalangan politisi, pengusaha, atau dari internal pengurus cabang olahraga (cabang olahraga) yang lebih memahami dinamika olahraga di daerah?
Ketiga, perlu dipertanyakan apakah pemerintah perlu terlibat dalam pemilihan ketua KONI. Keterlibatan pemerintah dapat memberikan dukungan yang diperlukan, tetapi di sisi lain, dapat mengancam independensi KONI sebagai organisasi yang seharusnya mandiri.
Konsep etika dalam kepemimpinan olahraga
Etika dalam olahraga mencakup kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial. Pemimpin olahraga yang beretika tidak hanya bertanggung jawab kepada organisasi yang dipimpin, juga kepada masyarakat dan atlet yang dilayani. Pentingnya etika dalam pengambilan keputusan tidak dapat diabaikan.
Dalam konteks KONI Banyumas, keputusan terkait pengelolaan dana, pemilihan pelatih, dan program pembinaan atlet harus diambil dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi atlet dan masyarakat. Hal ini sangat penting dan menunjukkan tingkat kepercayaan publik yang lebih tinggi dan prestasi yang lebih baik.
Transparansi dalam organisasi olahraga merujuk pada keterbukaan informasi serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan program. Menurut Transparency International (2021), transparansi merupakan salah satu faktor kunci dalam membangun kepercayaan publik terhadap organisasi.
Dalam konteks KONI Banyumas, transparansi sangat penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk pengembangan olahraga digunakan secara efektif dan efisien.
Dampak transparansi terhadap kepercayaan publik sangat signifikan dan perlu diperhatikan lebih lanjut data dari survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa 75 persen masyarakat Banyumas menginginkan adanya laporan keuangan yang jelas dan terbuka dari KONI. Ketika masyarakat merasa bahwa organisasi olahraga dikelola secara transparan, mereka lebih cenderung mendukung program- program yang diusulkan dan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.
Masyarakat memiliki kriteria pemimpin yang ideal dalam konteks kepemimpinan olahraga. Kriteria tersebut mencakup integritas, pengalaman, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Olahraga Indonesia (AOI), 82 persen responden menginginkan pemimpin yang memiliki latar belakang dalam olahraga dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi (AOI, 2022). Ketua KONI DKI Jakarta yang berhasil meningkatkan prestasi atlet melalui program pembinaan yang transparan dan akuntabel, dapat menjadi referensi bagi masyarakat Banyumas dalam memilih calon ketua.
Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki visi dan komitmen terhadap etika dan transparansi dapat membawa perubahan positif dalam organisasi olahraga.
Harapan masyarakat terhadap calon ketua KONI Banyumas
Masyarakat Banyumas memiliki harapan tinggi terhadap calon ketua KONI yang akan datang. Kriteria integritas dan akuntabilitas menjadi prioritas utama. Berdasarkan survei yang dilakukan, 90 persen responden menyatakan pentingnya calon ketua memiliki rekam jejak yang bersih dan tidak terlibat dalam praktik korupsi (LSI, 2023). Selain itu, masyarakat juga berharap calon ketua KONI dapat menyusun program kerja yang jelas dan terukur untuk meningkatkan prestasi olahraga di Banyumas.
Program kerja yang diharapkan mencakup peningkatan fasilitas olahraga, pembinaan atlet muda, dan pengembangan kompetisi olahraga di tingkat lokal. Contoh kasus yang relevan adalah program pembinaan atlet yang dilakukan oleh KONI DKI Jakarta, yang berhasil meningkatkan jumlah atlet berprestasi melalui dukungan yang transparan dan akuntabel. Program-program serupa diharapkan dapat diterapkan di Banyumas untuk mencapai hasil yang optimal.
Siapa tokoh yang tepat untuk memimpin KONI Banyumas?
Dengan mempertimbangkan harapan masyarakat, penting untuk mengevaluasi kriteria pemimpin yang ideal dalam menentukan tokoh yang tepat untuk memimpin KONI Banyumas, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, pemimpin dari kalangan partai politik sering kali memiliki jaringan yang luas dan dukungan dari pemerintah, namun perlu diwaspadai bahwa mereka bukan orang yang sedang menjadi pengurus partai, agar tidak mengorbankan prestasi olahraga demi kepentingan partai politik.
Kedua, pemimpin dari kalangan pengusaha dapat membawa pengalaman dalam manajemen dan pengelolaan sumber daya, tetapi harus memiliki komitmen terhadap pengembangan olahraga.
Ketiga, pemimpin dari internal pengurus cabang olahraga diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika olahraga di Banyumas. Mereka sering kali lebih dekat dengan atlet dan memahami kebutuhan mereka.
Namun, tantangan utama adalah bagaimana memastikan bahwa pemimpin dari internal ini tidak terjebak dalam praktik korupsi yang telah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk memilih tokoh yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik.
Keterlibatan pemerintah dalam pemilihan ketua KONI perlu dianalisis dengan cermat. Di satu sisi, dukungan pemerintah dapat memberikan legitimasi dan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan olahraga.
Namun di sisi lain, keterlibatan yang terlalu dalam dapat mengancam independensi KONI. Perlu diwaspadai organisasi olahraga yang terlalu bergantung pada pemerintah cenderung mengalami masalah dalam pengelolaan keuangan dan diduga tidak transparan, karena ada kepentingan lain yang akan menjadi beban pengurus kelak.
Dampak keterlibatan pemerintah terhadap independensi KONI sangat penting untuk diperhatikan. Masyarakat perlu memastikan bahwa proses pemilihan ketua KONI dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Keterlibatan pemerintah seharusnya lebih bersifat dukungan, bukan intervensi, agar KONI dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Masyarakat Banyumas memiliki harapan tinggi terhadap calon ketua KONI yang akan datang. Kriteria integritas dan akuntabilitas menjadi prioritas utama, dan masyarakat berharap adanya program kerja yang jelas untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Selain itu, pemimpin yang tepat untuk memimpin KONI Banyumas dapat berasal dari berbagai latar belakang, namun beberapa hal yang penting dalam pengurusan organisasi, selain pengalaman dalam mengelola organisasi olahraga menjadi prioritas adalah memahami dan mencintai olahraga serta pentingnya etika dan transparansi dalam kepemimpinan olahraga harus menjadi perhatian utama bagi calon ketua KONI Banyumas.
Peluang dan kesempatan harus lebih terbuka bagi siapa saja, termasuk politisi, asalkan mereka tidak sedang menjadi pengurus partai tertentu, dapat berasal dari kalangan pengusaha, atau internal pengurus cabang olahraga yang sudah memiliki pengalaman, asalkan memiliki integritas yang tinggi.
Oleh karena itu, disarankan agar calon ketua dapat menyusun rencana kerja yang transparan dan akuntabel, serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Saran ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan olahraga di Banyumas dan meningkatkan prestasi atlet di tingkat nasional.
*) Teuku Junaidi, Dosen FPIK Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan mahasiswa Program Doktor Administrasi Publik FISIP Unsoed.
Baca juga: Ini 10 program studi terfavorit di Unsoed pada tahun 2024
Baca juga: Unsoed pastikan mahasiswa KKN 2025 terlindungi BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Akademisi Unsoed: Harus ada pemutakhiran menu dalam program MBG
COPYRIGHT © ANTARA 2025