Logo Header Antaranews Jateng

BPJS Kesehatan Surakarta mudahkan pelayanan melalui program telemedicine

Kamis, 27 Februari 2025 23:52 WIB
Image Print
Sosialisasi BPJS Kesehatan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Aris Wasita)

Solo (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memudahkan pelayanan kepada para peserta melalui program telemedicine dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta Debbie Nianta Musigiasari di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan layanan tersebut selaras dengan fokus peningkatan kualitas dan mutu layanan, baik secara administrasi maupun kesehatan.

"Telemedicine ini kami yakini mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan karena dapat memangkas waktu tunggu serta meningkatkan aksesibilitas peserta JKN terhadap layanan kesehatan," katanya.

Ia mencontohkan pasien gagal ginjal yang setiap 2-3 bulan sekali harus mengambil rujukan ke klinik atau puskesmas lalu ke rumah sakit untuk diperiksa ulang.

"Sekarang cukup datang ke klinik atau puskesmas untuk diperiksa dan tinggal menunggu hasilnya. Jadi pasien tersebut tidak perlu bolak-balik lagi ke rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan telemedicine merupakan pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Di dalamnya meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, serta pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan.

Layanan telemedicine merupakan kolaborasi antara BPJS Kesehatan dengan Kementerian Kesehatan.

"Layanan ini diharapkan mampu membuka akses bagi masyarakat ataupun peserta JKN yang ingin mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan. Layanan ini nantinya dapat diakses melalui Aplikasi Komen dari Kementerian Kesehatan yang terintegrasi ke layanan Primary Care (P-Care) BPJS Kesehatan," katanya.

Ia mengatakan layanan telemedicine tersebut sedang diujicobakan pada Puskesmas Tangen, Kabupaten Sragen yang ditunjuk sebagai pilot project puskesmas di wilayah kerja Kantor Cabang Surakarta.

"Puskesmas Tangen terpilih menjadi pilot project pelayanan program telemedicine karena dianggap sudah cukup baik dalam sarana prasarananya sebagai pilot project tersebut," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, kesinambungan Program JKN juga bergantung pada kolaborasi antarpemangku kepentingan yang ada dalam ekosistem JKN.

"Sehingga BPJS Kesehatan perlu senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk menciptakan layanan yang lebih mudah, lebih cepat dan setara. Tentunya didukung dengan transformasi dan digitalisasi layanan," katanya.

Terkait layanan tersebut, Kepala Puskesas Tangen Sragen Nuning Ekowati mengatakan akan terus bersiap dan berusaha semaksimal mungkin bersinergi dan berkolaborasi menyukseskan pelaksanaan uji coba pelayanan berbasis telemedicine.

Menurut dia, inovasi tersebut akan diterapkan secara optimal untuk menjangkau pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah Sragen.

"Sebagai puskesmas percontohan telemedicine, kami akan berupaya menangani kasus pasien rujuk balik diabetes melitus dan hipertensi," katanya.

Selain itu, untuk pelayanan ibu hamil, dikatakannya, ibu hamil bisa melakukan USG di klinik untuk kemudian hasilnya dikirimkan ke rumah sakit.

"Nantinya hasil USG akan ditinjau oleh dokter spesialis. Hasilnya akan diberikan ke pasien tersebut, sehingga tidak perlu lagi bolak-balik pergi ke rumah sakit. Saya rasa ini akan sangat memudahkan peserta, terutama bagi pekerja yang bermobilitas tinggi dan terbatas waktunya," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, perlu tetap diperhatikan sejumlah faktor pendukung keberhasilan dalam pilot project telemedicine ini, seperti komitmen dan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan terkait pengembangan sistem pelayanan kesehatan dan sistem pembayaran telemedicine.

"Jadi bagaimana dampaknya nanti dapat terlihat, kemudahan memantau layanan kesehatan untuk masyarakat Indonesia dan riwayat kesehatannya, ketersediaan, dan logistik obat bahkan mempermudah proses rujukan antarfasilitas pelayanan kesehatan," katanya.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025