Siswa SMA Kudus Ciptakan Pengolah Banjir Jadi Air Bersih
Sabtu, 5 Mei 2012 16:32 WIB
Menurut Kepala SMA 2 Kudus, Muhammad Zaenuri, di Kudus, Sabtu, ketiga pelajar tersebut tidak hanya memudahkan masyarakat di daerah rawan banjir dalam mendapatkan air bersih, akan tetapi ketiga pelajar tersebut juga berhasil meraih juara tiga pada lomba karya ilmiah remaja (KIR) yang diselenggarakan oleh Puslitbang Sumber Daya Air di Bandung pada awal Mei 2012.
Temuan alat pengolah air banjir secara sederhana tersebut, diharapkan bisa diaplikasikan oleh masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan banjir agar tidak kesulitan mendapatkan air bersih karena tersedia alat tersebtu.
Untuk itu, kata dia, para siswa yang terdiri dari, Cahyaningtyas Suci Ba dadzani, Muhammad Abdul Basyar dan Putri Feradyla yang merupakan siswa kelas 11 reguler diminta mengembangkan temuan tersebut.
"Terutama, bahan-bahan yang digunakan diupayakan lebih sederhana, sehingga mudah diperoleh," ujarnya.
Apabila hasil pengembangan dinilai sudah maksimal, maka akan dicoba dibuatkan desain alat yang lebih sederhana, sehingga masyarakat mudah membuatnya untuk digunakan di rumah.
Sebelum mengikuti lomba, katanya, ketiga siswa tersebut juga lebih dahulu bertemu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kudus maupun pihak terkait lainnya untuk mendapatkan masukan terkait temuan alat tersebut.
Salah seorang pelajar yang ikut terlibat dalam pembuatan alat pengolah air banjir tersebut, Muhammad Abdul Basyar mengatakan, alat temuan tersebut, dinamakan "The Emergency Water Filter For Floods".
Dengan alat sederhana tersebut, katanya, bisa difungsikan untuk menjernihkan air banjir agar bisa dimanfaatkan sebagai air konsumsi secara darurat.
Untuk membuat alat tersebut, katanya, tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena hanya menghabiskan dana sekitar Rp50.000.
Sebagian komponen yang digunakan, bisa memanfaatkan barang bekas, seperti dua ember yang bisa diperoleh dari tempat cat bekas, demikian halnya tiga toples untuk dipasang filter sebagai penyaring air agar jernih.
Suci menambahkan, penggunaan alat tersebut cukup mudah, karena air banjir cukup dimasukkan ke dalam ember pertama, kemudian dialirkan ke toples berisi filter yang terbuat dari arang batok, pasir dan ijuk.
Setelah melalui toples pertama, air dialirkan ke toples kedua yang berisi pasir dan ijuk yang juga berfungsi sebagai filter dengan ditambah zat kaporit, trawas, dan Zeolit.
Dari hasil uji coba, katanya, air yang dihasilkan cukup jernih, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Manfaat arang batok, katanya, berfungsi untuk menangkal bakteri yang terdapat di dalam air banjir karena arang batok mengandung karbon aktif.
Dari sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus, terdapat beberapa daerah yang rawan banjir, seperti di Kecamatan Kaliwungu, Jati, Mejobo, dan Undaan.
Berdasarkan data dari Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kudus, terdapat areal persawahan yang tersebar di 35 desa di lima kecamatan di Kabupaten Kudus tergolong sebagai daerah rawan banjir.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024