"Posyandu di Kota Semarang memang sudah ada, sekitar 1.560 unit. Namun, standarnya kan tidak merata," katanya saat bertemu relawan penggerak "Semarang Hebat" Kecamatan Gayamsari, Semarang, Sabtu.

Ita berpasangan dengan calon wali kota Hendrar Prihadi (Hendi) dengan slogan Hebat (Hendi-Ita Bersama Rakyat) diusung tiga partai politik, yakni PDI Perjuangan, Partai Nasdem, dan Demokrat.

Menurut Ita, ada posyandu-posyandu yang pelayanannya sangat baik, fasilitas lengkap, dan keberlangsungan kegiatannya optimal, seperti posyandu di Ngaliyan yang mendapatkan juara nasional.

"Namun, kan tidak semuanya seperti itu. Masih banyak posyandu-posyandu yang 'mati suri', tempatnya sudah ada, namun kegiatannya tidak ada. Ya, karena posyandu ini kan sifatnya mandiri," katanya.

Di lingkungan masyarakat yang ekonominya cukup, kata dia, posyandu akan mendapatkan dukungan yang baik, namun di wilayah-wilayah yang masyarakatnya kekurangan tentu dukungannya tidak sebagus itu.

Makanya, ia mengatakan akan melakukan "mapping" (pemetaan) keberadaan posyandu-posyandu di Kota Semarang, terutama yang standar pelayannya bagus agar bisa menjadi contoh bagi posyandu yang lain.

"Diakui memang kendalanya pada dana. Posyandu itu kan tidak hanya butuh alat, misalnya ibu-ibu kader posyandu harus menyediakan kacang hijau bagi balita, bubur bagi kalangan lansia," katanya.

Dengan pemetaan itu, kata dia, posyandu-posyandu yang selama ini "mati suri" atau kurang optimal pelayanannya akan dibantu dengan alokasi pendanaan khusus dari Pemerintah Kota Semarang.

"Jika saya terpilih, saya akan prioritaskan pengembangan dan pemberdayaan kaum perempuan. Apalagi, saya satu-satunya calon perempuan pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang," katanya.

Peran kaum perempuan dan ibu-ibu, tegas Ita, sangat penting sebagai pintu gerbang atau jajaran depan dalam jaminan kesehatan keluarga, termasuk menjaga keberlangsungan posyandu di wilayahnya.