Semarang, ANTARA JATENG - Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang kini sudah diperbaiki dengan sistem rigid (betonisasi) mempercepat waktu tempuh jalur tersebut.

Pantauan di sepanjang jalur tersebut, Jumat, mencatat untuk menempuh jalur Semarang hingga Blora membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari sebelumnya mencapai lima jam perjalanan.

Ruas jalan sepanjang 148 kilometer tersebut sebagian besar sudah dibeton, hanya beberapa ruas jalan yang masih beraspal tetapi cukup mulus sehingga nyaman dilalui.

Kendaraan yang melintas di jalur tersebut cukup lancar, hanya di beberapa simpul kemacetan seperti di Pasar Mranggen, Pasar Karangawen, dan Pasar Godong, agak tersendat.

Begitu juga saat melintasi rel kereta api di Gubug, Kabupaten Grobogan, pengendara harus antre melewati perlintasan tersebut.

Irsyad, Warga Blora yang sering melintas di jalur Semarang-Purwodadi-Blora mengaku senang dengan telah selesainya proyek perbaikan jalan dengan cara pembetonan itu.

"Alhamdulilah pembetonan jalan sudah selesai semua, sudah tidak macet berkali-kali lagi. Biasanya Blora-Semarang butuh waktu tempuh hingga 5 jam karena macet perbaikan jalan. Namun kini hanya saya tempuh dengan waktu tiga jam saja," tuturnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya mencatat telah membangun jalan tingkat provinsi sepanjang lebih 1.000 km sejak empat tahun yang lalu sebagai komitmen terkait pencanangan tahun infrastruktur.

Peningkatan jalan provinsi pada era Gubernur Jateng Ganjar Pranowo itu mencapai 1.007,944 km dengan perincian pembetonan jalan sepanjang 364,735 km dan `overlay` serta pelebaran jalan sepanjang 640,209 km.

Jalan provinsi di Jateng yang dalam kondisi baik telah mencapai 88,92 persen dari total panjang jalan 2.404,741 km dan hampir mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 sebesar 89,60 persen.

Selain itu, jalan tingkat provinsi di Jateng saat ini juga lebih lebar dengan rincian lanjang jalan dengan lebar lebih dari 6 meter mencakup 77,46 persen dari sebelumnya hanya 50,44 persen pada 2013.

Ganjar menyatakan pihaknya juga terus mendorong pembangunan infrastruktur yang menjadi kewenangan pusat serta kabupaten/kota.

Dia mengakui bahwa infrastruktur memang menjadi fokus utama pada tahun-tahun awal dirinya menjabat sebagai Gubernur Jateng.

Politikus PDI Perjuangan itu mengapresiasi keseriusan jajaran Pemprov Jateng yang merespons program tahun infrastruktur untuk memenuhi ekspektasi masyarakat.

"Sejak saya dilantik, laporan dan pengaduan masyarakat paling banyak soal jalan rusak, sekarang dengan pembenahan maksimal keluhan-keluhan baik di twitter maupun website Laporgub sudah jauh berkurang," katanya.