Semarang (ANTARA) - Sebanyak tiga dosen Universitas Diponegoro yang diketuai oleh Ir Isti Pudjihastuti,MT dari Sekolah Vokasi bersama dua anggotanya Dr Oky Dwi Nurhayati,ST,MT serta Dr.nat tech Siswo Sumardiono, ST,MT dari Fakultas Teknik membantu UKM untuk meningkatkan kualitas aneka camilan sehat.

"Kegiatan ini merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi serta bentuk hilirisasi hasil riset dosen sekaligus sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat," kata Isti di Semarang, Senin. 

Dia mengatakan pengabdian masyarakat dengan sumber dana DRPM skim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) itu dilaksanakan di Kelurahan Pendrikan Lor Kecamatan Semarang Tengah tepatnya pada UKM Sentra Kue Kering Lies Snack Jalan Abimanyu IV No.2 Kota Semarang.

Dalam kegiatan ini, lanjutnya, Tim memberikan hibah alat Deep Fryer (penggorengan celup) lengkap dengan manual prosedur pengoperasian dan perawatan serta pelatihan agar penggunaannya aman dan dapat memperlancar produksi.

"Melalui bantuan Deep Fryer (penggorengan celup) ini diharapkan produk–produk dari UKM Lies Snack kualitas dan kuantitasnya dapat meningkat, sehingga kesejahteraan karyawan lebih terjamin disamping meningkatkan penyerapan tenaga kerja," katanya.

Lies Snack awalnya mulai usaha pada tahun 2010 dengan memproduksi 2 macam roti kering sebanyak 10kg/hari, dan saat ini produksinya meningkat menjadi 50 kg/hari.

Berkembangnya usaha Lies Snack juga dibarengi dengan upaya deversifikasi produksi, kurang lebih 10 macam snack/roti kering telah diproduksi Lies Snack saat ini. Seperti kuping gajah, pastel kering, pangsit sayur, serta kue kering antara lain castengel, lidah kucing, dan nastar.

Aneka snack yang diproduksi oleh Lilis sebenarnya memiliki kontrol kualitas yang cukup baik antara lain dengan menggunakan bahan baku seperti tepung terigu, tepung ketan, tepung beras yang berkualitas. Sehingga produk Lies snack memiliki kualitas yang bagus dan banyak dicari konsumen.

Dengan berkembangnya destinasi wisata di Kota Semarang, Lilis ingin menambah dan mengembangkan produksi, namun mengalami hambatan karena peralatan yang dimiliki dan digunakan masih sangat sederhana, sehingga membutuhkan banyak waktu dan homogenitasnya kurang terpenuhi.