Wabup Cilacap ajak nelayan budayakan menabung
Rabu, 14 Oktober 2020 4:56 WIB
Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman saat memberi sambutan dalam pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2020 yang digelar BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (13/10/2020) siang. ANTARA/Sumarwoto
Cilacap (ANTARA) - Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengajak nelayan di daerah itu untuk membudayakan menabung demi memenuhi kebutuhan pada masa mendatang.
"Saya paling sedih sekali kalau teman-teman nelayan mengeluh karena mengalami 'paila' (paceklik, red.)," katanya saat memberi sambutan dalam pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2020 yang digelar BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Selasa siang.
Oleh karena itu, ketika sedang panen atau banyak rezeki, kata dia, nelayan membudayakan hidup gemar menabung.
Dia mengimbau nelayan menyimpan sebagian hasil yang diperoleh ketika banyak rezeki sebagai persiapan ketika cuaca sedang tidak bersahabat.
"Paling tidak, itu bisa untuk memperkuat ketahanan pangan. Syukur-syukur modal itu bisa dikumpulkan untuk ekstensifikasi usaha, misalnya buka warung atau apa, yang itu bisa memperkuat ketahanan ekonomi teman-teman nelayan ketika cuaca sedang tidak bersahabat ataupun alam sedang tidak mendukung," tegasnya.
Ia mengakui secara teori perdagangan, ketika hasil tangkapan nelayan sedang banyak akan berdampak terhadap penurunan harga dan sebaliknya, sehingga nelayan perlu membudayakan gemar menabung.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengharapkan melalui kegiatan SLCN 2020, nelayan bisa memahami informasi cuaca yang setiap hari dirilis oleh BMKG dan menularkan ilmunya kepada nelayan lainnya.
"Materi yang diajarkan dalam kegiatan ini berkaitan dengan parameter kelautan seperti ketinggian gelombang, kemudian arus, angin, informasi siklon tropis, suhu laut, 'upwelling'," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan nantinya nelayan ketika nelayan berangkat melaut, bukan untuk mencari ikan tetapi menangkap ikan.
"Mudah-mudahan nanti daerah yang banyak ikannya akan ketahuan, bukan dicari, tetapi ditangkap ikannya. Kalau yang sekarang ini, mungkin paradigmanya masih mencari ikan, nanti dengan pelatihan ini diharapkan bisa menangkap ikan berdasarkan data-data yang kami sampaikan," jelasnya.
Dengan demikian, kata dia, nelayan sebelum berangkat melaut sudah mengetahui daerah yang banyak terdapat ikannya sehingga diharapkan kesejahteraan mereka meningkat karena tangkapannya melimpah.
"Berangkat dengan semangat, di laut tangkapannya banyak, pulang dengan selamat karena berbekal informasi-informasi yang kami berikan melalui SLCN," katanya.
"Saya paling sedih sekali kalau teman-teman nelayan mengeluh karena mengalami 'paila' (paceklik, red.)," katanya saat memberi sambutan dalam pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2020 yang digelar BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Selasa siang.
Oleh karena itu, ketika sedang panen atau banyak rezeki, kata dia, nelayan membudayakan hidup gemar menabung.
Dia mengimbau nelayan menyimpan sebagian hasil yang diperoleh ketika banyak rezeki sebagai persiapan ketika cuaca sedang tidak bersahabat.
"Paling tidak, itu bisa untuk memperkuat ketahanan pangan. Syukur-syukur modal itu bisa dikumpulkan untuk ekstensifikasi usaha, misalnya buka warung atau apa, yang itu bisa memperkuat ketahanan ekonomi teman-teman nelayan ketika cuaca sedang tidak bersahabat ataupun alam sedang tidak mendukung," tegasnya.
Ia mengakui secara teori perdagangan, ketika hasil tangkapan nelayan sedang banyak akan berdampak terhadap penurunan harga dan sebaliknya, sehingga nelayan perlu membudayakan gemar menabung.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengharapkan melalui kegiatan SLCN 2020, nelayan bisa memahami informasi cuaca yang setiap hari dirilis oleh BMKG dan menularkan ilmunya kepada nelayan lainnya.
"Materi yang diajarkan dalam kegiatan ini berkaitan dengan parameter kelautan seperti ketinggian gelombang, kemudian arus, angin, informasi siklon tropis, suhu laut, 'upwelling'," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan nantinya nelayan ketika nelayan berangkat melaut, bukan untuk mencari ikan tetapi menangkap ikan.
"Mudah-mudahan nanti daerah yang banyak ikannya akan ketahuan, bukan dicari, tetapi ditangkap ikannya. Kalau yang sekarang ini, mungkin paradigmanya masih mencari ikan, nanti dengan pelatihan ini diharapkan bisa menangkap ikan berdasarkan data-data yang kami sampaikan," jelasnya.
Dengan demikian, kata dia, nelayan sebelum berangkat melaut sudah mengetahui daerah yang banyak terdapat ikannya sehingga diharapkan kesejahteraan mereka meningkat karena tangkapannya melimpah.
"Berangkat dengan semangat, di laut tangkapannya banyak, pulang dengan selamat karena berbekal informasi-informasi yang kami berikan melalui SLCN," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMOM Kilang Cilacap ajak Perwira Pertamina tak lelah teladani-warisi nilai pahlawan
10 November 2024 13:55 WIB
Pertiwi Kilang Cilacap ingatkan pentingnya keluarga visioner dukung produktivitas perusahaan
04 November 2024 9:39 WIB
Cegah abrasi sungai di Jeruklegi, Kilang Pertamina Cilacap salurkan 1.000 mangrove
24 October 2024 6:34 WIB