Pemerintah Batang luncurkan eduwisata taman buah 25 hektare
Kamis, 31 Desember 2020 12:54 WIB
Bupati Batang Wihaji didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Heru Yuwono secara simbolis menanam tanaman durian di lokasi eduwisata taman buah Desa Kalaisalak, Kecamatan Limpung, Jawa Tengah, Rabu (30/12/2020). (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meluncurkan eduwisata taman buah di lahan bengkok desa seluas 25 hektare di Desa Kalasalak, Kecamatan Limpung.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis, mengatakan bahwa konsep eduwisata taman buah ini akan menguntungkan pemerintah desa dan petani penggarap yang akan mendapatkan pendampingan dan bibit buah serta menikmati hasil tanamannya.
"Demikian pula, nantinya pemerintah desa juga mendapatkan hasil dari sewa tanah dan pendapatan dari tiket eduwisata taman buah," katanya.
Selain pendampingan dari Dinas Pertanian, kata dia, eduwisata taman buah Desa Kalisalak juga akan juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Hortikultura.
Dirjen Hortikultura, kata dia, sudah menunjuk petugas pendamping ahli dalam tanaman buah agar bisa tumbuh dan berbuah dengan hasil panen yang baik.
"Pada kebun eduwisata ini akan ditanami buah seperti durian, kelengkeng, dan mangga yang diharapkan lima tahun ke depan menjadi sentra buah-buahan," kata Bupati wihaji.
Petugas pendamping penanaman buah durian Tabah Harianto mengatakan bahwa dirinya hanya bertugas membantu para petani buah saat mulai menanam, merawat, berbuah, dan hingga pemasarannya.
"Semua biaya perawatan akan menggunakan dana desa karena saya sifatnya sebagai pendamping petani khusus durian. Pada lahan seluas 25 hektare ini akan ditanami 2.500 tanaman durian jenis Musang King, Bawor, dan durian duri hitam," katanya.
Durian jenis seperti itu kini menjadi unggulan buah di Indonesia karena dagingnya kuning rasanya legit, ada paitnya, dan tidak berserat.
"Oleh karena, dengan memiliki nilai jual tinggi maka jenis durian ini diharapkan dapat mensejahterakan para petani. Tanaman durian ini rata–rata dapat berbuah setelah usia empat hingga produktifitasnya sampai 65 tahun," katanya.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis, mengatakan bahwa konsep eduwisata taman buah ini akan menguntungkan pemerintah desa dan petani penggarap yang akan mendapatkan pendampingan dan bibit buah serta menikmati hasil tanamannya.
"Demikian pula, nantinya pemerintah desa juga mendapatkan hasil dari sewa tanah dan pendapatan dari tiket eduwisata taman buah," katanya.
Selain pendampingan dari Dinas Pertanian, kata dia, eduwisata taman buah Desa Kalisalak juga akan juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Hortikultura.
Dirjen Hortikultura, kata dia, sudah menunjuk petugas pendamping ahli dalam tanaman buah agar bisa tumbuh dan berbuah dengan hasil panen yang baik.
"Pada kebun eduwisata ini akan ditanami buah seperti durian, kelengkeng, dan mangga yang diharapkan lima tahun ke depan menjadi sentra buah-buahan," kata Bupati wihaji.
Petugas pendamping penanaman buah durian Tabah Harianto mengatakan bahwa dirinya hanya bertugas membantu para petani buah saat mulai menanam, merawat, berbuah, dan hingga pemasarannya.
"Semua biaya perawatan akan menggunakan dana desa karena saya sifatnya sebagai pendamping petani khusus durian. Pada lahan seluas 25 hektare ini akan ditanami 2.500 tanaman durian jenis Musang King, Bawor, dan durian duri hitam," katanya.
Durian jenis seperti itu kini menjadi unggulan buah di Indonesia karena dagingnya kuning rasanya legit, ada paitnya, dan tidak berserat.
"Oleh karena, dengan memiliki nilai jual tinggi maka jenis durian ini diharapkan dapat mensejahterakan para petani. Tanaman durian ini rata–rata dapat berbuah setelah usia empat hingga produktifitasnya sampai 65 tahun," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024