Banyumas (ANTARA) - Satu keluarga yang terdiri atas bapak, ibu, dan satu orang anaknya diwisuda bareng saat acara Wisuda Magister, Sarjana, dan Ahli Madya Ke-66 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang digelar secara hibrida atau kombinasi luring dan daring.

Dalam hal ini, kelurga asal Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jateng tersebut mengikuti wisuda secara luring yang dipusatkan di lapangan Mas Mansoer, Kampus I UMP, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Sabtu pagi.

Saat ditemui usai wisuda, pasangan Muhammad Daswalidin-Heni Mei Deviyani dan putri sulungnya Aniestria Ahshaina Aghnat mengaku senang dapat diwisuda bersama-sama.

"Alhamdulillah hari ini (6/3) bisa melaksanakan prosesi wisuda, baik pascasarjana maupun sarjana, berjalan dengan baik dan lancar, dengan mematuhi protokol kesehatan secara sempurna. Kami merasa bersyukur pada Allah SWT dan berbahagia (karena) pada kesempatan hari ini, kami satu keluarga dapat mencapai target pendidikan," kata Muhammad Daswalidin didampingi istri dan putri sulungnya.

Dalam hal ini, dia mengaku lulus dari Magister Manajemen dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,7, sedangkan istrinya lulus dari Magister Pendidikan Dasar dengan IPK 3,9 sehingga mendapat predikat "cumlaude" , dan putrinya lulus Sarjana Farmasi dengan IPK 3,17.

Menurut dia, wisuda tersebut memberi kesan tersendiri bagi keluarganya karena dalam suasana pandemi COVID-19 diberi kesempatan untuk mengikuti wisuda secara luring.

Terkait dengan perjuangan dalam menyelesaikan studi, dia mengaku memilih UMP karena perguruan tinggi Muhammadiyah itu memberikan keringanan biaya berupa beasiswa kader bagi dirinya dan istri.

"Kami dapat beasiswa kader dari Muhammadiyah untuk kuliah di UMP, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan sempurna, maksimal, dan alhamdulillah dapat lulus bersama," kata guru SMK Muhammadiyah Bumiayu itu.

Terkait dengan anaknya yang baru menyelesaikan Sarjana Farmasi, dia mengatakan selanjutnya akan menempuh pendidikan Profesi Apoteker agar kelak bisa berwirausaha secara mandiri.

Sementara itu, Heni Mei Deviyani mengaku senang dapat menyelesaikan pendidikan sesuai target waktu yang telah ditetapkan bersama.

Dalam hal ini, dia dan suaminya dapat menyelesaikan program pascasarjana selama dua tahun, sedangkan putrinya menyelesaikan program sarjana selama empat tahun.

"Kami saling menyemangati. Ketika mengerjakan, sendiri-sendiri dan saling berbagi," kata dia yang saat ini menjadi guru SD Negeri Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

Sementara itu, Aniestria Ahshaina Aghnat mengaku sangat terkesan karena bisa diwisuda bersama dengan kedua orang tuanya.

"Pastinya, momentum yang sangat langka, yang tidak semua orang mungkin bisa merasakan wisuda bersama," kata sulung dari tiga bersaudara itu.