Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan hewan-hewan ternak yang masuk ke wilayahnya sudah melalui proses skrining untuk mengantisipasi penyakit ternak, termasuk antraks yang belakangan mulai merebak lagi.

"Antraks pastinya setiap kali bisa kena di hewan berkuku ya sehingga Distan (Dinas Pertanian) selalu mensortir terhadap para peternak," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Selasa.

Distan Kota Semarang, kata dia, baru saja melaporkan langkah skrining yang diperlukan untuk mengantisipasi dan mencegah penularan antraks terhadap hewan ternak, khususnya sapi di Kota Semarang.

"Selama ini belum ada (antraks, red.). Mudah-mudahan enggak ada. (Daging, red.) Enggak diambil dari sana (Yogyakarta) juga. Kan biasanya hewan ternak diskrining, termasuk dagingnya yang masuk," katanya.

Untuk langkah vaksinasi antraks terhadap hewan ternak di Kota Semarang, kata dia, nanti akan ditinjau oleh Distan sejauh mana vaksinasi diperlukan dan efektivitasnya seperti apa.

"Vaksinasi nanti bisa dilihat dulu. Kalau Distan harus melakukan vaksinasi, ya dilakukan. Misalnya enggak ada anggaran, karena memang permasalahan nasional bisa diambilkan untuk vaksinasi," tegasnya.

Meski tidak banyak, di Kota Semarang terdapat sejumlah sentra peternakan sapi dan kambing yang tersebar di beberapa wilayah pinggiran, seperti Mijen, Gunungpati, Ngaliyan.

Beberapa waktu lalu di wilayah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ditemukan kasus antraks dan menjangkit sebanyak 87 warga, dan tiga orang di antaranya meninggal dunia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan bahwa tren kejadian antraks di Yogyakarta hampir setiap tahun terjadi.

Termasuk di antaranya pada 2019 tercatat sebanyak 31 kasus dan 2022 sebanyak 23 kasus meskipun selama ini belum ada laporan terkait kematian.

"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu suspek karena sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dua lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal," kata Imran.

Baca juga: Pemkab Boyolali ingatkan peternak waspadai penularan antraks