Semarang (ANTARA) - Ahmad (60) membagikan kisahnya yang menginspirasi tentang perjuangannya melawan diabetes dengan bantuan BPJS Kesehatan.
Sebagai penderita diabetes, Ahmad awalnya merasa khawatir dengan biaya pengobatan yang terus-menerus membengkak. Namun, berkat program jaminan sosial nasional ini, Ahmad dapat menjalani pengobatan dengan tenang dan teratur.
Pria yang sudah sepuluh tahun terakhir menjadi warga Magelang ini merupakan penderita penyakit diabetes sejak 2 tahun lalu.
“Tepatnya di tahun 2022 saya divonis menjadi pasien penderita diabetes,” terangnya.
Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.
Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit. Seperti ibu yang melahirkan banyak anak, diabetes dapat “melahirkan” berbagai penyakit lain.
Kepada tim Jamkesnews, Ahmad menerangkan awal mula dirinya terserang penyakit ini.
“Awalnya saya merasa lemas hingga setiap hari muntah muntah, sampai suatu malam saya merasa pusing hingga tidak kuat membuka mata bahkan anak saya berkata jika saya berbicara seperti orang terkena Stroke,” ceritanya.
Oleh putranya, Ahmad dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit di Magelang. Berbekal identitas KTP, Ahmad mendapatkan pelayanan di rumah sakit hari itu.
“Anak saya sudah tau informasi kalau berobat menggunakan BPJS Kesehatan sekarang bisa dengan menunjukkan KTP,” terang Ahmad.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, hasil tes gula darah Ahmad menunjukkan hasil yang tidak normal.
“Hasilnya menyentuh angka 561mg/dL, yang dimana rata-rata manusia normal memiliki gula darah dengan angka maksimal 200mg/dL,” mengutip dari penjelasan dokter yang saat itu memeriksanya.
Dokter juga memberikan saya penjelasan yang jelas tentang penyakit saya dan bagaimana cara mengatasinya.
“Saya juga mendapatkan obat-obatan yang sesuai dengan resep dokter tanpa perlu khawatir dengan biaya,” tambah Ahmad.
Ahmad menceritakan bahwa dirinya dan keluarganya telah menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak beberapa tahun lalu. Tetapi belum pernah sekalipun menggunakannya untuk berobat.
Namun sejak menerima vonis dokter bahwa dirinya terkena diabetes dan harus rutin melakukan pemeriksaan gula darah dan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, dirinya mengaku tenang karena telah dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Sejak saya terkena diabetes saya mulai rutin melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat Insulin secara gratis tanpa mengeluarkan biaya sepersen pun di FKTP selama 2 tahun terakhir” ungkapnya penuh Syukur.
Salah satu manfaat dari Program JKN yang sangat bermanfaat bagi Ahmad adalah Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Melalui program ini, Ahmad dapat mengikuti kelas edukasi tentang diabetes, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan.
“Dengan mengikuti Prolanis, saya jadi lebih paham tentang penyakit diabetes dan cara mengelola pola hidup sehat. Saya juga bisa bertukar pengalaman dengan penderita diabetes lainnya,” ungkap Ahmad.
Ahmad merasa sangat puas dengan proses mengurus keperluan administrasi untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan di rumah sakit dengan menggunakan BPJS Kesehatan karena sangat mudah, cepat dan tepat, dimulai dari pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga pengambilan obat setiap bulan tanpa perlu mengantri lama.
“Saya setiap bulan selalu datang ke puskesmas untuk pemeriksaan rutin dan mengambil obat. Padahal kalau bayar umum, harga obat insulin 1 boks itu mahal sekali, tidak bisa saya bayangkan berapa biaya yang harus saya serta keluarga keluarkan kalau tidak pakai BPJS ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak menemui adanya kesulitan serta perbedaan yang dirinya terima saat menggunakan BPJS Kesehatan
Ahmad melemparkan pujian karena kualitas pelayanan dan obat dengan menggunakan JKN sudah sangat baik dan bermutu. ***