Solo (ANTARA) - Pasien gagal ginjal di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Dewi Endah mengaku terbantu oleh program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. 

Ditemui di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah, Rabu penyintas gagal ginjal ini mengatakan menggunakan fasilitas JKN untuk cuci darah atau hemodialisa. 

Awal mula, ia menceritakan bagaimana bisa melakukan cuci darah tersebut. Dewi mengatakan pada saat itu ia melakukan kontrol untuk mengetahui penyakit apa yang dideritanya dan berujung harus dilakukan cuci darah setiap bulannya.

"Awal mulanya saya cek ke salah satu rumah sakit dan konsultasi kepada dokter, akhirnya saya diharuskan untuk melakukan pencucian darah setiap bulannya," katanya. 

Ia mengatakan sudah menjalani cuci darah sebelas tahun dan harus rutin sebanyak dua kali dalam seminggu. Meski demikian, ia tidak putus asa dalam menghadapi kondisinya ini. 

Berbekal kartu kepesertaan JKN, Dewi dapat mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkannya tanpa harus merasa khawatir terhadap biaya yang besar.

Terdaftar sejak lama sebagai peserta JKN karena bekerja sebagai peserta, Dewi mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dalam mengakses layanan di fasilitas kesehatan dan tidak dikenakan biaya tambahan.

Dari pengakuan Dewi, cara mengakses pelayanan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tidak terlalu rumit. 

Dirinya juga merasa mendapatkan pelayanan yang setara dengan pasien lainnya termasuk peserta umum. Menurutnya, program JKN sangat membantu bagi peserta yang harus rutin cuci darah dua kali dalam seminggu.

"Dulu saya khawatir dan takut untuk melakukan pencucian darah, karena saya tahu itu biayanya sangat besar. Pernah waktu itu saya bertanya kepada dokternya, berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pencucian darah, lalu ia mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk sekali pencucian darah itu sekitar Rp1 juta," katanya. 

Artinya jika harus dua kali cuci darah dalam satu bulan  maka ia harus menyediakan biaya untuk hemodialisa sebesar Rp2 juta/bulan. 

"Itu belum biaya transportasi bolak-balik rumah sakit dan biaya lain-lainnya dan itu pun saya sudah didiagnosis selama sebelas tahun silam," katanya. 

Dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjalani pencucian darah, ia mengaku merasa terbantu dengan adanya program JKN tersebut.

"Alhamdulillah, dengan ikut serta jadi peserta program ini sangat membantu kami. Program ini sangat baik dan selama saya menjalankan ini, dari awal hingga sekarang tidak ada sedikit pun biaya yang saya keluarkan," katanya. 

Ia mengatakan penting bagi masyarakat untuk menjadi peserta program JKN dan rutin membayar iuran premi program JKN setiap bulannya.

"Dengan membayar premi tersebut, kita semua dapat lebih tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir akan biaya kesehatan," katanya. 

Menurut dia, program JKN dari BPJS Kesehatan adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap hak masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak semua orang untuk memanfaatkan program ini dengan sebaik mungkin.

"Jangan malas untuk membayar premi bulanan dari program JKN. Kesehatan adalah investasi terbaik yang harus kita lakukan untuk menjaga kualitas hidup kita," kata perempuan berusia 34 tahun ini.

Ia mengatakan dengan menggunakan program JKN, peserta bisa mendapatkan akses kesehatan yang sama dengan yang dimiliki oleh semua orang.

"Serta secara tidak langsung kepesertaan program JKN kita sesuai dengan kebudayaan orang Indonesia yaitu gotong-royong, ketika kita sehat, biaya premi iuran yang kita bayarkan setiap bulannya itu membantu peserta JKN lainnya yang tergolong kurang mampu, yang lebih membutuhkan," katanya.