Minuman Jahe Hangat untuk Tamu Balkondes
Senin, 27 November 2017 11:06 WIB
Magelang, ANTARA JATENG - Rombongan wisatawan turun dari dokar yang mengantarkannya berkeliling desa di sekitar Candi Borobudur untuk mampir sejenak di Balai Ekonomi Desa (balkondes) Borobudur di Dusun Ngaran, Desa Borobudur.
Satu per satu rombongan wisatawan itu memasuki pendopo Balkondes Borobudur dan duduk di kursi antik model tempo dulu, tidak begitu lama kemudian disambut pramusaji dengan membawakan minuman jahe hangat.
Para wisatawan pun menikmati minuman hangat tersebut sambil menunggu menu makanan yang dipesannya.
Begitulah salah satu layanan menarik yang diberikan Balkondes Borobudur kepada para tamunya dengan menyajikan minuman khas jahe hangat gratis sebagai minuman pembuka.
Para pengunjung balkondes juga dilayani dengan ramah oleh para karyawan yang selalu tersenyum dan menyapa para tamunya.
"Komitmen kami, siapa pun yang masuk ke halaman kami adalah sedulur atau saudara, maka kami berupaya menciptakan suasana seperti mereka di rumah sendiri sehingga para tamu merasa nyaman dan enak," kata Supervisor Balkondes Borobudur, Arifudin Asfi Hani.
Ia menuturkan kalau tamu yang datang merasa di rumah sendiri, sekarang berkunjung sendiri besuk pasti akan kembali ke sini lagi dengan mengajak teman-temannya atau keluarganya.
"Pemasaran secara getok tular, dari mulut ke mulut ini cukup efektif. Selama ada tamu yang betah di sini merupakan point buat kami. Jangan sampai mereka terusik karena akan repot di belakangnya. Kami menghindari ada komplain, kalau ada komplain harus segera diselesaikan," katanya.
Ia mengatakan para pengunjung dapat memesan sejumlah menu tradisional khas Jawa, antara lain pecel, sayur lodeh, mangut beong, oseng daun pepaya, dan beberapa jenis gorengan.
Sejak awal Balkondes Borobudur dengan konsep restoran masakan Jawa. Hal ini untuk mengangkat kembali masakan Jawa yang mulai kurang populer.
Memang terkesan agak memaksa, katanya, termasuk memaksa tamu-tamu asing untuk menyukai masakan Jawa.
"Ketika beberapa tamu meminta disediakan masakan selain masakan Jawa, maaf kami tidak bisa, karena memang komitmen kami dengan masakan Jawa. Memang yang kami sajikan uniknya bukan mengikuti selera pasar dan tamu-tamu asing yang datang tanggapannya juga cukup menyenangkan bisa menikmati masakan Jawa," katanya.
Ia menyebutkan menu standar di Balkondes Borobudur, yakni pecel, sayur lodeh, mangut beong, oseng daun pepaya, dan beberapa jenis gorengan.
Menurut dia pihaknya ingin mengangangkat masakan tradisional karena dari awal dengan komitmen untuk mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.
"Jajan pasar yang mulai langka kami pesankan lewat tim penggerak PKK, sayuran pun sebagian kami pesan pada mereka sehingga ada sinergi pemberdayaan meskipun dari awal kami harus mengajari mereka untuk menjaga kualitas," katanya.
Manajer Proyek Balkondes dan Homestay PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Joni Sulistyono mengatakan yang paling mudah dan segera bisa dilakukan untuk menghidupkan balkondes adalah kegiatan kuliner.
Ia menuturkan karena balkondes ini untuk pemberdayaan masyarakat maka dalam kegiatan kuliner ini pun juga melibatkan ibu-ibu PKK.
"Kalau berbicara Balkondes Borobudur di Dusun Ngaran ini sudah melibatkan ibu-ibu PKK untuk mendukung makanan. Setiap hari ini berjalan, jadi sudah ada kespakatan, balkondes akan datang ke PKK besuk minta menu apa sudah terjadwal," katanya.
Ia menuturkan balkondes tidak hanya melayani untuk keperluan wisatawan, tetapi balkondes bisa disewa untuk perluan tertentu seperti pesta pernikahan.
Beberapa balkondes sudah pernah disewa untuk pesta pernikahan, karena mereka mencari yang unik-unik, maka mengundang tamu untuk pesta di balkondes.
Ia menyebutkan beberapa balkondes yang pernah digunakan untuk pesta pernikahan, antara lain Wanurejo, Borobudur, Tuksongo, Tanjungsari, Karangrejo, dan Wringin Putih.
Balkondes sangat memungkinkan untuk menggelar pesta pernikahan, karena bangunannya luas dan unik serta memiliki lokasi parkir yang cukup memadai.
Sementara ini yang menggunakan untuk pesta pernikahan rata-rata warga sekitar dengan harga kompromi, karena baklondes ini juga rumahnya sendiri.
"Jadi nilai manfaatnya untuk masyarakat itu harus ada. Kegiatan apa pun seperti arisan, kumpulan atau rapat-rapat boleh diselenggarakan di sini," katanya. (ksm)
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025