Pengembangan bawang putih terkendala keterbatasan benih
Senin, 9 April 2018 19:23 WIB
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto di Temanggung, Senin, mengatakan dari target penanaman bawang putih 2017 seluas 3.159 hektare melalui APBN Perubahan 2017 hanya terealisasi seluas 1.723 hektare karena terkendala benih.
"Waktu itu yang ditanam benih lokal, tetapi jumlah benih sangat terbatas sehingga dari target tanam 3.159 hektare hanya tercapai 1.723 hektare," katanya usai rapat koordinasi kebijakan pengembangan komoditas bawang putih di Temanggung.
Ia mengatakan Kementerian pertanian sudah bekerja sama dengan PT Pertani untuk melakukan pembelian benih lokal dari petani untuk penanaman 2018, namun jika belum mencukupi dari benih lokal maka akan melakukan impor benih.
Ia menuturkan untuk sementara yang sudah cocok dengan bawang lokal Indonesia yang dari Taiwan, Mesir, dan India.
"Namun sekarang pengujiannya dilakukan fokus dari Taiwan, karena secara DNA cocok dengan varietas lokal," katanya.
Ia mengatakan untuk swasembada benih bawang putih tahun 2018 ditargetkan tanam 12 ribu hektare, kalau semua bisa ditanami dengan benih lokal maka pada 2019 akan swasembada benih.
"Masalahnya ini bisa tertanam atau tidak, berapa banyak benih lokal yang tersedia saat ini, kalau tidak ada terpaksa kita harus impor benih," katanya.
Ia menyampaikan karena keterbatasan benih tersebut, yang semula target swasembada bawang putih pada 2019 mundur tahun 2021.
Ia mengatakan untuk mencapai swasembada bawang putih tahun 2021, luas tanam bawang putih ditarget 80.000 hektare, dengan produktivitas kurang lebih 8-9 ton per hektare.
"Jadi luasan tanaman bawang putih 80.000 hektare itu sudah cukup untuk untuk konsumsi dan benihnya," katanya.
Selama ini produksi bawang putih di dalam negeri rata-rata 20.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhannya 500.000 ton per tahun sehingga 480.000 ton bawang putih harus impor.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2025