Pemkab Cilacap genjot petambak tetap ekspor udang ke Eropa
Rabu, 30 November 2022 16:16 WIB
"Selama ini, pasar ekspor utama udang asal Cilacap adalah negara-negara di Eropa, kemudian Jepang," kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto di Cilacap, Rabu.
Ia mengakui sebelum terjadi krisis, Eropa siap menerima berapa pun volume produksi udang di Cilacap dengan harga yang bagus karena saat itu udang berukuran besar yang harganya mahal banyak diminati.
Dalam hal ini, kata dia, produksi udang kualitas ekspor khususnya udang vaname di Cilacap pada tahun 2021 mencapai 4.700 ton dan habis diserap untuk pasar ekspor.
"Akan tetapi saat sekarang, udang-udang ukuran besar yang harganya mahal itu kurang diminati importir karena lebih memilih udang yang ukurannya lebih kecil dan harganya murah," katanya.
Lebih lanjut, Indarto mengatakan kelesuan ekspor udang juga berdampak terhadap penurunan harga komoditas tersebut.
Ia mencontohkan harga udang vaname yang biasanya bisa mencapai di atas Rp55.000 per kilogram untuk size 100 (100 ekor udang dalam 1 kilogramnya.) namun sekarang berkisar Rp52.000-Rp53.000 per kilogram.
"Bahkan pada pertengahan tahun 2022 sempat menyentuh Rp50.000 per kilogram untuk size 100," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan saat sekarang petambak udang di Cilacap lebih memilih untuk tidak membudidayakan udang hingga ukuran besar karena waktu yang dibutuhkan lebih lama namun penambahan harganya hanya sedikit.
Dengan demikian, kata dia, petambak bisa panen lebih cepat sehingga dapat menambah siklus budi daya dan hasil panennya menjadi lebih banyak.
Oleh karena itu, dia memperkirakan produksi udang di Cilacap pada tahun 2022 akan mengalami penurunan karena adanya perubahan pola budi daya yang dilakukan petambak.
"Biasanya digenjotnya akhir-akhir tahun, tapi ini masih lesu. Mudah-mudahan kalau harganya membaik, petambak semangat lagi, apalagi cuaca saat ini sebenarnya cukup bagus," kata Indarto.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024