Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Pekalongan lakukan imunisasi 3.291 baduta

Senin, 2 Oktober 2023 16:08 WIB
Image Print
Seorang balita sedang diberikan imunisasi lengkap oleh petugas kesehatan Kota Pekalongan. (ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, telah melakukan imunisasi pada 3.291 bayi di bawah dua tahun (baduta) dari target 5.000 balita sebagai upaya menguatkan sistem kekebalan tubuh dan merangsang terbentuknya zat antibodi agar mereka terlindungi dari penularan penyakit tertentu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, di Pekalongan, Senin, mengatakan saat ini pihaknya terus mempersuasi masyarakat, memasifkan petugas melakukan kunjungan ke rumah warga, memanfaatkan media sosial, serta persuasi dengan pemegang kebijakan untuk memberikan dukungan dan dorongan kepada masyarakat.

"Partisipasi masyarakat sangat kami butuhkan. Selama ini kami menilai partisipasi masyarakat ini sudah baik, namun masih ada dari mereka kurang paham tentang pentingnya dan manfaat imunisasi pada balita," katanya.

Dengan melalui program imunisasi ini, lanjutnya, orang tua bisa melengkapi imunisasi dasar pada baduta dengan rentang usia 0-24 bulan agar terlindungi dari penularan penyakit tertentu.

Ia yang didampingi Pengelola Program Imunisasi Samsiyah Ratnawati menyebutkan ada 14 jenis vaksin atau imunisasi yang harus dilengkapi oleh balita 0-24 bulan antara lain hepatitis 0/HB 0, Bacillus Calmette-Guerin (BCG), Pentavalen (difteri, baktosis, tetanus, hepatitis dan meningitis), polio, measles (campak, rubella), Pneumococcal Conjugate Baccine (PCV), dan rotavirus, inactivated poliovirus vaccine.

Pemkot, kata dia, terus mendorong orang tua mengikuti program imunisasi ini karena banyak manfaatnya untuk kekebalan tubuh anak yang masih balita.

"Dengan melakukan imunisasi maka akan lebih efektif, sebab biayanya sangat sedikit daripada melakukan pengobatan dan tidak menularkan pada orang lain," katanya.

Menurut dia, beberapa dampak negatif apabila balita tidak diberikan imunisasi lengkap, seperti kualitas kesehatan anak ke depan berkurang, karena mereka tidak kebal terhadap penyakit tertentu, dapat menularkan pada lingkungan, menjadi salah satu bagian penyumbang wabah penyakit, dan berisiko terkena penyakit.

"Oleh karena itu kami berharap masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak usia 0-24 bulan, bisa datang ke puskesmas atau posyandu terdekat untuk melengkapi imunisasi. Jika usai imunisasi balita mengalami demam, itu wajar karena respons tubuh," katanya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan gencarkan gerakan imunisasi pelajar SD

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025