Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Pekalongan-Unikal giatkan gerakan standar industri hijau

Senin, 6 Januari 2025 18:36 WIB
Image Print
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan Sri Budi Santoso (tengah/berbaju putih) berfoto bersama dengan sivitas akademika Universitas Pekalongan, Senin (6/1/2025). (ANTARA/Kutnadi)

Pekalongan (ANTARA) -  

Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, bersama Universitas Pekalongan (Unikal) menggiatkan gerakan standar operasional industri hijau dengan membangun tiga instalasi pengolah air limbah (IPAL) untuk 20 industri kecil menengah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan Sri Budi Santoso, di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa saat ini ada empat unit instalasi pengolah air limbah komunal yang sudah dibangun yaitu di Kelurahan Kauman, Banyurip, Jenggot, dan Pringrejo.

"Namun, kapasitas empat unit IPAL tersebut hanya mampu menangani 27 persen hingga 30 persen limbah batik yang dihasilkan para industri kecil menengah batik. Oleh karena itu, kami berupaya meningkatkan kapasitas agar semakin banyak limbah yang masuk ke IPAL," katanya.

Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Universitas Pekalongan yang pada tahun ini membantu membangun instalasi pengolah air limbah untuk 20 industri kecil menengah di Kelurahan Pringrejo.

Melalui inisiatif program tersebut, kata dia, bisa meningkatkan kapasitas limbah produksi batik yang bisa diolah maupun dikelola.

Berdasarkan pendataan pada 2024 yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kota Pekalongan ada 109 IKM batik dari sekitar 400 industri kecil menengah yang berada di Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat.

Ketua Tim Dana Padanan Universitas Pekalongan Rizki Lestari mengungkapkan bahwa pada program Dana Padanan, pihaknya membangun tiga unit instalasi pengolahan air limbah batik di Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat.

Tiga instalasi pengolah air limbah tersebut, kata dia, terdiri atas satu IPAL komunal berkapasitas 60 ribu liter untuk 18 IKM batik dan dua IPAL mandiri untuk dua IKM batik yang kapasitasnya tergantung produksi setiap IKM tersebut.

"Kami berharap hal ini akan menjadi percontohan bagi IKM batik yang lain untuk menerapkan standar operasional industri hijau di daerah ini," katanya.




Baca juga: Wamen Kebudayaan motivasi anak muda di Pekalongan untuk lestarikan batik



Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025