Dianggap Gila, Seorang Warga Dipasung Selama 24 Tahun
Rabu, 25 November 2015 17:28 WIB
Ilustrasi pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa. (informasi-dunia.com)
Saat ditemui wartawan di rumahnya, Desa Pageraji RT 04 RW 06, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Rabu, Dartam (60) mengaku pasrah dan tidak tahu mengapa dirinya dipasung dalam gubuk itu.
"Saya tidak tahu mengapa saya dimasukkan kandang ini," katanya dalam bahasa Banyumasan sambil berjongkok karena atapnya terlalu pendek sehingga tidak bisa berdiri.
Kendati demikian, dia mengaku tidak ingin keluar dari tempat itu karena bingung apa yang harus dirinya lakukan jika berada di luar gubuk.
Meskipun dipasung dalam kandang, dia mengaku tetap mendapat makan tiga kali sehari.
Adik Dartam, Karsiwen, mengatakan bahwa kakaknya dipasung sejak tahun 1991 karena tingkah lakunya dianggap membahayakan warga.
"Kalau dibebaskan dari pasungan, kakak saya suka membawa golok atau senjata tajam lainnya. Kami khawatir kalau dia dibiarkan di luar akan melukai orang karena sebelum dipasung dia sering memukuli orang tua kami," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa semasa remaja, Dartam dikenal sebagai seorang "playboy" karena sering berganti-ganti kekasih.
Suatu ketika, kata dia, Dartam jatuh cinta kepada seorang gadis asal Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok.
Akan tetapi, lanjut dia, gadis itu menolak cinta Dartam dan lebih memilih laki-laki lain.
"Oleh karena itu, kakak saya depresi hingga akhirnya mengalami gangguan jiwa. Ke mana-mana selalu bawa golok dan mengancam setiap orang yang ditemuinya sehingga kami meminta bantuan orang pintar untuk menangkap kakak saya," katanya.
Salah seorang tetangga Karsiwen, Siti, mengaku takut jika Dartam dikeluarkan dari kandang.
"Dia sudah lama berada di dalam kandang. Kami takut kalau dia dikeluarkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dusun II Desa Pageraji Sudar mengatakan bahwa Pemerintah Desa Pageraji maupun Kecamatan Cilongok pernah mencoba untuk membawa Dartam ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banyumas.
Akan tetapi, setelah keluar dari RSJ Banyumas, kata dia, sakit jiwa yang diderita Dartam sering kambuh dan suka mengamuk.
Ia menduga Dartam mengalami gangguan pada saraf otak karena semasa muda pernah jatuh ke dalam jurang dan kepalanya membentur batu.
"Ditambah lagi, dia gagal menikah karena cintanya ditolak. Selain itu, teman-temannya sering menggoda sehingga dia semakin depresi karena merasa tidak dihargai," kata dia yang masih kerabat Dartam.
Menurut dia, tenaga Dartam seolah bertambah kuat dan langsung mengamuk jika terkena sinar matahari.
Oleh karena itu, kata dia, memasung Darkam di dalam kandang merupakan jalan terbaik yang dipilih keluarga.
"Saya tidak tahu mengapa saya dimasukkan kandang ini," katanya dalam bahasa Banyumasan sambil berjongkok karena atapnya terlalu pendek sehingga tidak bisa berdiri.
Kendati demikian, dia mengaku tidak ingin keluar dari tempat itu karena bingung apa yang harus dirinya lakukan jika berada di luar gubuk.
Meskipun dipasung dalam kandang, dia mengaku tetap mendapat makan tiga kali sehari.
Adik Dartam, Karsiwen, mengatakan bahwa kakaknya dipasung sejak tahun 1991 karena tingkah lakunya dianggap membahayakan warga.
"Kalau dibebaskan dari pasungan, kakak saya suka membawa golok atau senjata tajam lainnya. Kami khawatir kalau dia dibiarkan di luar akan melukai orang karena sebelum dipasung dia sering memukuli orang tua kami," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa semasa remaja, Dartam dikenal sebagai seorang "playboy" karena sering berganti-ganti kekasih.
Suatu ketika, kata dia, Dartam jatuh cinta kepada seorang gadis asal Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok.
Akan tetapi, lanjut dia, gadis itu menolak cinta Dartam dan lebih memilih laki-laki lain.
"Oleh karena itu, kakak saya depresi hingga akhirnya mengalami gangguan jiwa. Ke mana-mana selalu bawa golok dan mengancam setiap orang yang ditemuinya sehingga kami meminta bantuan orang pintar untuk menangkap kakak saya," katanya.
Salah seorang tetangga Karsiwen, Siti, mengaku takut jika Dartam dikeluarkan dari kandang.
"Dia sudah lama berada di dalam kandang. Kami takut kalau dia dikeluarkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dusun II Desa Pageraji Sudar mengatakan bahwa Pemerintah Desa Pageraji maupun Kecamatan Cilongok pernah mencoba untuk membawa Dartam ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banyumas.
Akan tetapi, setelah keluar dari RSJ Banyumas, kata dia, sakit jiwa yang diderita Dartam sering kambuh dan suka mengamuk.
Ia menduga Dartam mengalami gangguan pada saraf otak karena semasa muda pernah jatuh ke dalam jurang dan kepalanya membentur batu.
"Ditambah lagi, dia gagal menikah karena cintanya ditolak. Selain itu, teman-temannya sering menggoda sehingga dia semakin depresi karena merasa tidak dihargai," kata dia yang masih kerabat Dartam.
Menurut dia, tenaga Dartam seolah bertambah kuat dan langsung mengamuk jika terkena sinar matahari.
Oleh karena itu, kata dia, memasung Darkam di dalam kandang merupakan jalan terbaik yang dipilih keluarga.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sering Menangkap dan Urusi Orang Gila Bripka Sahabuddin Diberi Penghargaan Kapolda
16 October 2017 15:57 WIB, 2017